Mohon tunggu...
Amran Rombo
Amran Rombo Mohon Tunggu... lainnya -

Terus bertahan dijalan kebenaran sejati sebagaimana yang dicontohkan oleh para pembawa Risalah Tuhan yang Maha Esa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Polisi Yang Baik Itu Masih Ada

23 Juni 2014   17:01 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:35 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Melayani dan melindungi” masyarakat yang menjadi slogan Polisi selama ini nyaris hanya kata tanpa makna. Tak ubahnya dengan Pancasila falsafah dari bangsa kita yang mulai terpinggirkan jika tidak mau dikatakan terlupakan. Tercermin dari kelakuan segelintir oknum Polisi yang biasanya berhadapan langsung dengan masyarakat sehingga justru yang sedikit inilah yang menjadi trademark aparat berseragam coklat itu. Kongkalikong berlabel damai adalah potret keseharian yang sudah lazim. Bahkan Gus Dur pernah mengeluarkan candaan bahwa di negeri ini hanya ada tiga polisi yang jujur. “Pertama, patung polisi. Kedua, polisi tidur. Ketiga, polisi Hoegeng (mantan Kapolri almarhum)”.

Tapi kejadian yang saya alami di kawasan pusat Kota Manado dua hari lalu mampu menjungkir balikkan pandangan miring saya tentang Polisi. Yaitu ketika saya melakukan pelanggaran membonceng dua orang dengan sepeda motor hanya karena hendak menolong teman yang sedang berjalan tanggung dalam jarak  150 meter sehingga dalam fikiran cuma dekat ini dan juga bukan jalur patroli Polisi. Sialnya pas berjalan 100 meter ada polisi yang sedang patroli dilokasi itu tak ayal kamipun ditahan. Singkat cerita surat motor ditahan disamping karena pelanggaran bonceng dua juga karena SIM tidak ada (hilang). Ketika saya jelaskan kalau SIM hilang ditandai dengan surat keterangan hilang dari kepolisian yang juga tidak dibawa saat itu karena ada dirumah maka pak polisi menyuruh saya untuk mengambilnya kemudian “silahkan temui saya di pos Polisi  setelah anda membawa surat keterangan hilang SIM anda” kata pak Polisi.

Ketika kerumah mengambil surat keterangan hilang SIM terbayang dibenak minimal Rp. 50.000 melayang dari kocek hari ini. Apa hendak dikata nasi sudah jadi bubur tinggal campur ayam dan kerupuk jadilah bubur ayam kan enak tuh. Loh kok malah ngomongin makanan.

Lanjut cerita dengan muka melas saya menghadap ke pak Polisi sambil membawa surat keterangan hilang SIM termasuk KTP dan berkas lainnya karena dompet tercecer. kemudian Pak Polisi dengan ramah mengajak ngobrol menanyakan tempat tinggal dan kegiatan sehari-hari. Disela perbincangan Pak Simanjuntak nama petugas tersebut yang bertugas jaga di Pos Polisi sumur bor kawasan komo luar Kota Manado menasihatkan untuk senantiasa berkendara dengan aman dan jangan lupa melengkapi diri dengan surat-surat yang diperlukan agar aman dan nyaman dalam berkendara.  Beliau juga berpesan untuk segera mangurus pergantian SIM. ‘Lain kali hati-hati dalam berkendara ya” kata Pak Simanjuntak sambil menyerahkan surat motor yang ditahan.

Glek … dengan gugup saya ambil surat motor sambil mengucapkan terimakasih ditambah doa semoga sehat dan sejahtera bersama keluarga. Diperjalanan menuju rumah otak ini berfikir dengan kejadian ini membuat saya malu jika melanggar lagi apalagi kalau berhadapan dengan Pak simanjuntak. Lewat Kompasiana saya mengangkat cerita ini untuk menunjukkan kepada Polisi lain agar bisa menjadi inspirasi. Bahwa menjadi polisi tidak mesti garang untuk menunjukkan kewibawaannya. Bahwa pelanggar harus ditindak tegas saya sangat setuju. Tapi dengan pendekatan emosional dan persuasive dapat juga membuat kita malu untuk tidak lagi melakukan pelanggaran dilain waktu.

Lewat kesempatan ini saya mengundang kepada pembaca yang budiman untuk me-like atau memberikan komentarnya, yang nantinya ingin saya perlihatkan kepada Kapolres Manado atau Kapolda Sulut untuk menjadikan Pak Simanjuntak sebagai salah contoh dalam berhadapan dengan masyarakat sebagaimana slogan Polisi “Melayani dan Melindungi”, semoga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun