Mohon tunggu...
Amran Ibrahim
Amran Ibrahim Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pencatat roman kehidupan

iseng nulis, tapi serius kalau sudah menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dianggap Khianati Suara Rakyat, Prabowo-Sandi Ditagih Kembalikan Sumbangan Rakyat Pada Pilpres 2019

27 Desember 2020   04:02 Diperbarui: 27 Desember 2020   04:11 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekecewaan rakyat berlipat-lipat pada Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno pasca Pilpres 2019. Pasalnya, Prabowo yang selama gelaran Pilpres 2019 sangat "gahar" menantang Joko Widodo tetiba dianggap lembek oleh publik ketika mendapat tawaran menteri. Begitu juga dengan Sandi yang sempat beberapa kali menyatakan siap beroposisi selama lima tahun usai kalah di Pilpres, pada akhirnya mengikuti jejak Prabowo masuk kabinet rivalnya itu.

Kekecewaan rakyat yang merasa suaranya dikhianati oleh paslon asal Partai Gerindra ini terlihat dari serbuan ke akun Twitter mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno. Netizen "menyerbu" akun Sandi dan meminta sumbangan yang dulunya diberikan pada paslon ini agar dikembalikan. Turut juga beberapa akun juga memposting foto Prabowo-Sandi yang terlihat bahagia membopong uang sumbangan rakyat sebagai bentuk dukungan penuh rakyat kepada Prabowo-Sandi.

Bahkan beberapa akun juga tidak habis pikir dengan narasi keras Prabowo-Sandi atas rivalnya yang mengakibatkan tingginya tensi politik pada saat itu. Sehingga, dari kerasnya benturan politik saat itu sampai menghilangkan nyawa rakyat yang tak berdosa dan beberapa lainnya turut dipenjara. Ingatkah Prabowo-Sandi momen-momen itu?

Diketahui, pada Januari 2019, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi mengumumkan dana penerimaan kampanyenya. Per September 2018-Januari 2019, dana yang terhimpun mencapai Rp 99,7 miliar. Dalam jumlah nominal, turut juga masuk sumbangan rakyat, baik pribadi atau pun kelompok sebebsar Rp 246 juta.

Pada kala itu, dengan bangga Sandi menceritakan ke publik atas sumbangan yang diterimanya dari masyarakat lapisan bawah. Sandi pernah bercerita soal guru honorer yang menyumbangkan sebagian pendapatannya yang jauh dari kata cukup untuk kehidupannya. Sandi juga pernah menceritakan tentang anak yang bernama Salman Alfarisi yang memberikan seluruh uang di celengannya.

Tak hanya latar belakang  masyarakat saja yang beragam dalam memberikan dukungan materi kepada Prabowo-Sandi, besarannya juga beragam. Mulai dari hanya puluhan ribu saja sampai dengan jutaan. Dikutip dari beberapa sumber, Prabowo-Sandi kala itu tidak pernah mempersoalkan nominal sumbangan dari para relawannya. Berapapun sumbangan yang diberi akan diterima dan dilaporkan secara terbuka.

Dari rincian sumbangan yang dilaporkan ke KPU dan diunggah di situs KPU, terlihat ada yang memberikan sumbangan hanya Rp 40.000 serta Rp 90.000. Sedangkan Komunitas Tukang Becak Ponorogo juga ikut berdonasi dengan nominal sebesar Rp 873.000.

Sumbangan dengan nominal jutaan dari perorangan maupun kelompok juga turut mengalir. Contohnya sumbangan dari Komunitas Masyarakat Santri sebesar Rp 10.100.000, Aliansi Mahasiswa Semarang senilai Rp 9.955.000, dan ada juga yang menyumbang Rp 2.137.500 dari kelompok Emak-Emak Sumenep.

Sementara itu, sumbangan terbesar didapat dari Prabowo dan Sandi. Prabowo menyumbang Rp 10.283.376, Rp 1.000.000.000, Rp 5.000.000.000. Sedangkan Sandi, menyumbang Rp 25.000.000.000, Rp 8.000.000.000, Rp 4.000.000.000.

Mungkin bagi Prabowo-Sandi, mengembalikan uang sumbangan rakyat atas pencalonannya pada Pilpres 2019 lalu bukanlah hal yang sulit. Selain sebagai elite politik penguasa 1 persen republik ini, dengan beberapa bulan makan gaji menteri, seluruh sumbangan itu tentu saja bisa dikembalikannya. Tapi ingatlah pepatah lama, sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun