Mohon tunggu...
Amrsmjtk Yhs
Amrsmjtk Yhs Mohon Tunggu... profesional -

Haktivah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hakekat Natal dan Debat Agama yang tak Berujung

23 Desember 2013   23:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:33 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang setiap perdebatan agama selalu menjadi isu sensitive dan terkadang menjurus provokatif,  sementara manfaat dari perdebatan tersebut tidaklah terlalu penting.  Sebab pada akhirnya masing masing pengikut akan mati matian  mempertahankan dan membela keyakinannya,  memang ditinjau dari segi keyakinannya semuanya itu benar.  Namun pada akhirnya perdebatan itu akan  menjurus kepada  saling klaim yang utama dan  paling benar.

Debat dan menyandingkan agama yang satu dengan agama yang lain tidak akan pernah ketemu,  padahal  "Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.  Sementara kita tahu tentang kaidah kebenaran,  hanya Tuhan Allahlah hakim yang adil dan sang pemilik kebenaran.  Namun kecenderungan perdebatan pada akhir akhir ini sering berujung pada pelecehan, penghinaan dan penyerangan pribadi para nabi maupun menghina keillahian Tuhan dan kitab sucinya.


Agama ataupun keyakinan bukanlah ranah untuk diperdebatkan, debat agama tidaklah sama dengan debat keilmuan, sebab jika kita salah menginterpretasikannya maka; " makna mulia yang terkandung dalam masing masing kitab suci akan tercemar".  Apalagi  jika bukan pengikutnya ataupun ahlinya yang memberi penjelasan.

Uniknya, banyak sekali akun di media social, blog ataupun dunia maya, yang mengaku seorang Kristen atau setidak-tidaknya ketika melihat komentar-komentarnya menunjukkan kekristenannya, juga sering kali terlibat dalam diskusi dan mendebat keyakinan orang lain menurut pandang imannya sendiri.
Mereka mengaku sebagai pengikut Kristus, namun kenyataannya memperkeruh suasana diskusi tanpa mempertimbangkan norma sosial dan tidak lagi saling menghormati,  padahal Yesus tidak pernah mengajarkan  yang demikian.

Untuk itu, kepada saudara-saudaraku umat kristiani maupun mereka yang menggunakan atribut kekristenan, marilah kita hentikan perdebatan kekayakinan antar agama, mari kita hentikan penyerangan dan melecehkan kepercayaan orang lain. Firman Tuhan adalah firman yang hidup, kasih dan kebenaran adalah kehendakNya.

Harus kita pahami, bahwa pribadi orang Kristen terlahir dari manusia keturunan Adam, dan memiliki sifat manusiawi,  yang tidak luput dari dosa dan kesalahan.

Adakah  gunanya kita berdebat dengan menyerang keyakinan orang lain ? tentu tidak ada gunanya.  Jikapun orang lain menyerang keyakinan Kristen, tidak usah risau ataupun marah,  sehingga kembali menyerang keyakinan orang tersebut, biarkanlah seperti itu, mari ajaklah saudara saudaramu seiman untuk berdoa dan mintalah kepada Tuhan agar manusia saling mengasihi dan  senantiasa perdamain terpelihara di muka bumi.

Orang Kristen janganlah kuatir, sebab sudah ada tertulis ; bahwa satu iotapun dari Firman Tuhan, tidak akan lenyap dari muka bumi, maka janganlah menanggapi fitnah, pelecehan, penyerangan keyakinan umat kristiani secara emosional, sebab semakin kita emosional dan membabi buta, kita akan melupakan hukum kasih yang di ajarkan Yesus Kristus. Membabi buta membuat kita menjadi  hilang kontrol,  sehingga akan jatuh pada perdebatan agama yang tidak bermanfaat dan tak pernah berujung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun