Mohon tunggu...
Amra Ahmad
Amra Ahmad Mohon Tunggu... lainnya -

Urang Awak yang sedang merantau, yang masih mencari ilmu dan amal terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

#AksiBarengLazismu, Tiga Langkah Kecil untuk Indonesia Hebat Seperti Jepang!

18 November 2014   19:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:30 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jepang yang dulunya hancur, sekarang Hebat!

Jepang dulu mengalami kekalahan dalam perang Asia Pasifik, setelah Kota Hiroshima dan Nagasaki dihancurkan dengan bom atom oleh Sekutu. Jepang mengalami kerugian dan kehancuran yang luar biasa, baik dari segi infrastruktur maupun psikologi warganya. Namun, Kaisar Hirohito segera bertindak cepat dengan menanyakan pada para pemimpin-pemimpin Jepang saat itu, “Masih ada berapa guru yang hidup? Tolong kumpulkan mereka semua. Saya akan memberikan mandat kepada mereka untuk membangun kembali kebesaran Jepang. Di tangan para gurulah negeri ini diletakkan!” kata kaisar. Apa yang dilakukan guru-guru Jepang selanjutnya? Guru- guru Jepang melatihkan dan mendorong siswanya untuk memiliki budaya membaca. Hasilnya, setelah 15 tahun kemudian Jepang berhasil membuktikan menjadi negara maju. Coba bayangkan apakah jadinya, baik yang namanya guru atau pendidik di Jepang saat itu tidak terbiasa membaca? Apakah jadinya kalau saja kebiasaan membaca tidak dilatihkan oleh guru-guru di Jepang?

Menurut Yoshiko Shimbun, sebuah harian nasional Jepang terbitan Tokyo dalam Marlina (2009), kebiasaan membaca di Jepang diawali dari sekolah. Para guru mewajibkan siswa-siswanya untuk membaca selama 10 menit sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kebijakan ini telah berlangsung sekian lama. Para ahli pendidikan Jepang mengakui bahwa pola kebiasaan yang diterapkan ini bersifat behavioristik, di mana terdapat reward (penghargaan) dan punishment (hukuman) dalam pelaksanaan aturan tersebut. Namun, pembiasaan yang dilakukan dari tingkat sekolah dasar dinilai cukup efektif, karena dilakukan pada anak-anak sejak usia dini. Hal ini diperkuat oleh pengakuan teman yang ada di Jepang, mereka menemukan bahwa para penumpang dewasa lazim membawa dan membaca buku ketika mereka bepergian dengan kendaraan umum, baik itu buku sastra, novel maupun buku yang mengandung pengetahuan umum.

[caption id="attachment_376286" align="aligncenter" width="650" caption="Budaya Membaca Masyarakat Jepang"][/caption]

Makna dan Pentingnya Membaca

Hal inisesuai dengan firman Allah dalam Al Quran, Surah Al-Alaq: 1 yang artinya ”Bacalah! Dengan nama Tuhanmu yang telah mencipta”. Dalam ayat ini jelas bahwa kegiatan membaca memiliki nilai yang tertinggi. Manusia telah diperintahkan Allah untuk membaca. Disamping itu, kegiatan membaca membuat wawasan dan ilmu pengetahuan manusia meningkat. Hal ini penting dalam menjalani tantangan dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Suatu bangsa akan kuat kalau budaya membaca telah kuat di seluruh lapisan masyarakatnya. Ray Bradbury pernah berkata "Tidak usah membakar buku untuk menghancurkan sebuah bangsa. Buat saja orang-orangnya berhenti membaca”.

Fakta: Indonesia Darurat Membaca

Fakta yang terjadi di Indonesia, berdasarkan studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2011 (PIRLS merupakan studi internasional tentang literasi membaca untuk siswa kelas IV sekolah dasar) menempatkan siswa kelas IV Indonesia di urutan ke-42 dari 45 negara dengan nilai rata-rata 428. Indonesia hanya berada di atas Qatar, Oman, dan Maroko. Posisi Indonesia berada di bawah posisi negara Asia lainnya seperti Singapura, Arab Saudi dan Iran. (http://timssandpirls.bc.edu)

Hal yang lebih menyedihkan kita sebagai orang Indonesia adalah berdasarkan data Center for Social Marketing (CSM) bahwa perbandingan jumlah buku yang dibaca siswa SMA di 13 negara, termasuk Indonesia. Di Amerika Serikat, jumlah buku yang wajib dibaca sebanyak 32 judul buku, Belanda 30 buku, Prancis 30 buku, Jepang 22 buku, Swiss 15 buku, Kanada 13 buku, Rusia 12 buku, Brunei 7 buku, Singapura 6 buku, Thailand 5 buku, dan Indonesia 0 buku dalam satu tahun. (http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita/10/07/08/123680-minat-baca-anak-indonesia-memprihatinkan)

Fakta dan data ini merupakan masalah serius dalam perkembangan sumber daya manusia di Indonesia. Hal ini semakin menyedihkan, karena menurut survey UNESCO, hanya ada 1 orang dari 1.000 orang di Indonesia yang memiliki minat baca yang tinggi. Ada beberapa hal yang menyebabkan lemahnya minat dan budaya membaca di Indonesia,diantaranya harga buku yang mahal, masyarakat lebih menyukai audio atau video dibanding teks, dan ketersediaan buku yang terbatas. Untuk itu saya merasa terpanggil untuk melakukan beberapa hal dengan tujuan agar orang Indonesia benar-benar menjadikan membaca sebagai budaya.

Tiga Langkah Kecil Untuk Indonesia Hebat,Seperti Jepang!

Kita patut mengapresiasi setiap gerakan dan kampanye yang dilakukan anak bangsa ini demi meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Telah banyak yang melaksanakan kampanye dan gerakan untuk mengajak masyarakat kita membaca. Hal tersebut merupakan salah satu aksi yang harus kita dukung, atau kita galakkan. Namun, minat membaca saja belum menjamin membaca akan menjadi sebuah budaya bagi masyarakat kita. Menjadikan membaca sebagai budaya merupakan sesuatu yang lebih penting dan merupakan tujuan sebenarnya, sebuah proses yang harus kita mulai dari sekarang.

Bagi sebagian masyarakat yang telah menjadikan membaca sebagi budaya, pertahankan dan ajak yang lain untuk melakukan hal yang sama. Sebaliknya bagi yang belum merasa membaca sebagai budaya, yang belum merasakan “ada yang kurang” kalau belum membaca dalam sehari, maka sebaiknya mulai sediakan waktu untuk membaca tiap hari lalu ajak orang-orang terdekat untuk membaca. Apalagi di jaman yang serba canggih ini, bagi yang mampu, dengan ketersediaan akses internet dan teman-temanya (komputer, laptop, smartphone, dll) orang bisa membaca dimana saja, kapan saja. Bagi yang tidak memiliki fasilitas tersebut, maka buku, koran dan majalan bisa menjadi alternatif yang dapat ditemukan di perpustakaan, perpustakaan keliling atau pusat keramaian. Membaca akan menjadi budaya, menyongsong Indonesia yang maju dengan usaha yang konsisten, seperti yang dianjurkan oleh AA Gym untuk menggunakan prinsip 3 M, yaitu mulai dari hal yang kecil, mulai dari diri sendiri dan mulai saat ini.

Aksi yang akan saya lakukan untuk membudayakan membaca di Indonesia, akan saya mulai dari daerah Sumatera Barat, hal ini karena banyaknya anak yang berpotensi disana yang tidak punya kesempatan untuk membaca, karena kendala ekonomi. Di daerah-daerah ini, keadaan ekonomi masyarakat masih tergolong menengah ke bawah sehingga keadaan ekonomi menyebabkan sebagian besar anak-anak di daerah tidak mampu mendapatkan buku. Solusinya adalah dengan melakukan 3 aksi yang kita lakukan secara komprehensif. Tiga aksi kecil diharapkan terus berlanjut, karena Jepang yang hebat saat ini dulu juga menggunakan prinsip yang (walau tidak persis) sama, tetapi filosofinya sudah tentu sama, dengan aksi seperti:

1.Pembentukan Komunitas Membaca di tingkat Kecamatan dan Desa.

2.Pengembangan modul pembelajaran yang berisi cara dan motivasi untuk membudayakan membaca.

3.Gerakan Membaca Masuk Sekolah dan Lomba Cerdas Cermat SD.

Hal ini membutuhkan komitmen, konsistesi dan dukungan dari berbagai pihak. Seperti yang dilakukan oleh guru-guru di Jepang bagaimana membudayakan membaca pada anak-anak usia dini di Indonesia, namu mereka baru melihat hasilnya setelah 10-20 tahu selanjutnya, karena merekalah yang akan menjadi pemimpin 10 atau 20 puluh tahun yang akan datang. Peran orang tua dan guru sangatlah besar dalam hal ini.

Pembentukan Komunitas Membaca di tingkat Kecamatan dan Desa.

Saya mempunyai gagasan untuk pembentukan komunitas membaca di tingkat kecamatan yang kemudian terbagi dalam komunitas tingkat desa. Untuk langkah awal akan saya bentuk di daerah di Kab. Solok, Sumatera Barat bersama sarjana-sarjana yang ada di daerah dan pemerintah kecamatan dan pemerintah Kab.Solok. Komunitas ini direncanakan akan dibina bersama pakar dan ahli pendidikan dari Universitas Negeri Padang dan Universitas Andalas. Kita akan membina komunitas ini untuk dapat mengelola dan menstimulasi berdirinya taman bacaan di tiap desa, menggalang buku dari berbagai sumber, menggalang dana untuk pembelian buku dari berbagai sumber. Berdasarkan studi pendahuluan saya di daerah ini, pembentukan komunitas ini memiliki potensi untuk berkembang, hal ini di dukung oleh antusiasme dari masyarakat dan kaum adat di Kab. Solok, Sumatera Barat. Agenda utama komunitas adalah membina dan menyalurkan semangat pada seluruh warga kecamatan dan desa untuk membentuk membudayakan kegiatan membaca. Untuk tahap awal, saya akan membuat komunitas di Kec. Pantai Cermin dan Kecamatan Lembah Gumanti.

Pengembangan modul pembelajaran yang berisi cara dan motivasi untuk membudayakan membaca.

Menurut Anwar (2010), Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.Dalam hal ini, materi ajar yang terdapat dalam modul akan berbicara tentang bagaimana metode/ strategi yang dapat diterapkan oleh orang tua pada anak usia 0-3 tahun, anak 4-6 tahun sesuai dengan prinsip-prinsip dari penelitian terbaru. Bagaimana cara yang dapat diterapkan guru agar anak-anak mampu menjadikan membaca sebagai bagian dari diri mereka, dan masih banyak lagi hal-hal yang berhubungan dengan cara membudayakan membaca untuk anak pada level usia yang berbeda. Pengemabangan modul ini akan menggunakan metode Research & Development (R&D)(Sugiyono, 2009) yang akan melalui tahap-tahap tertentu untuk menghasilkan modul yang valid, ajeg dan praktis bersama pakar pendidikan di Universitas Negeri Padang.

Gerakan Membaca Masuk Sekolah dan Lomba Cerdas Cermat SD Tiap 3 Bulan.

Gerakan membaca masuk sekolah adalah sebuah gerakan yang dirancang sedemikian rupa untukmengkampanyekan pentingnya membaca di tingkat SD dan SMP, menarik minat siswa untuk membaca, serta implementasi metode dan strategi yang ada di modul oleh guru. Sedangkan, lomba cerdas cermat bertujuan memancing siswa lebih banyak mencari informasi. Cerdas cermat diharapkan mereka dapat menyadari bahwa harus lebih banyak membaca lagi. Cerdas cermat akan dilakukan di salah satu SD di Kec. Pantai Cermin, Kab. Solok setiap siswa SD selesai melaksanakan ujian tengah semester.

Keberhasilan pelaksanaan program ini nantinya dapat menjadi sebuah hasil temuan yang akan berguna bagi dunia pendidikan, serta sebagai pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan. Dukungan dari berbagai pihak merupakan kunci keberhasilan program ini, termasuk dari Lazismu. Salam dari Sumatera Barat untuk Lazismu!

Daftar Pustaka

Al Quran. Surah Al Alaq: 1.

Anwar, Ilham. 2010. Pengembangan Bahan Ajar. Bahan Kuliah Online. Direktori UPI. Bandung.

Minat Baca Anakindonesia Memprihatinkan. (10/07/2008). [Online] Tersedia di: http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita/10/07/08/123680-minat-baca-anak-indonesia-memprihatinkan. [17 Oktober 2014].

Nadira. (2013). Kebiasaan Membaca di Jepang: 10 Menit Setiap Hari di Sekolah. [Online] Tersedia di: http://nadir0.wordpress.com/kebiasaan-membaca-di-jepang-10-menit-setiap-hari-di-sekolah [17 Oktober 2014].

Overview TIMSS and PIRLS 2011 Achievment. (2011) [Online] Tersedia di: http://timssandpirls.bc.edu [17 Oktober 2014].

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun