Lihat ke Halaman Asli

Aksi Cepat Tanggap

Organisasi Kemanusiaan

Program Berkelanjutan Integrated Communty Shelter ACT untuk Rohingya

Diperbarui: 13 Juli 2015   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ACT-Integrated-Communty-Shelter

Senin (15/6) lusa kemarin, 328 jiwa pengungsi Rohingya yang terdampar di Kabupaten Aceh Utara telah dipindahkan ke penampungan sementara yang lebih layak dan lebih baik fasilitasnya. Sebelumnya, usai diselamatkan oleh para nelayan dari derita terombang-ambing lautan, ratusan pengungsi Rohingya asal Rakhine, Aceh ditempatkan di pengungsian sementara di Kuala Cangkol.

Namun, kini 328 pengungsi etnis minoritas muslim Rohingya telah direlokasi ke gedung Balai Latihan Kerja (BLK) milik Pemerintah kabupaten Aceh Utara di Gampong Blang Adoe, Kuta Makmur, Aceh Utara. Gedung BLK dijadikan lokasi pengungsian sementara mengingat bangunan fisik Integrated Community Shelter (ICS) yang dibangun oleh segenap komunitas kemanusiaan Indonesia di bawah komando ACT masih dalam proses pembangunan. Diperkirakan, 120 unit shelter yang diperuntukkan bagi 328 jiwa pengungsi Rohingya di Aceh Utara dapat rampung segera di minggu ke dua bulan ramadhan.

Ribuan pengungsi Rohingya yang berada di beberapa wilayah Aceh memang nyatanya butuh tempat hunian sementara yang nyaman dan layak. Layanan fisik yang diberikan oleh kolaborasi kemanusiaan berbagai elemen masyarakat bersama ACT adalah bentuk nyata bagaimana masyarakat Indonesia mampu menolong sesama manusia dan negara pun hadir memberikan kontribusinya.

Karena koordinasi yang cepat dan tanggap dari Pemerintah Kabupaten Aceh Utara bersama dengan semua elemen masyarakat dan ACT, maka shelter pertama dipilih di lokasi Gampong Blang Adoe, Kuta Makmur, Aceh Utara.

Harapannya, Integrated Community Shelter (ICS) pertama untk Rohingya di Aceh Utara dapat menjadi program percontohan dalam mengampanyekan kerja nyata diplomasi kemanusiaan. ICS pertama di Gampong Blang Adoe dapat menjadi pemicu berlanjutnya kolaborasi kemanusiaan masyarakat Indonesia untuk membangun fasilitas fisik ICS bagi Rohingya lain di Indonesia maupun di tanah kelahiran mereka, Rakhine Myanmar.

Dalam beberapa waktu ke depan, Integrated Community Shelter (ICS) yang layak dan nyaman akan menjadi jawaban sementara bagi masa depan para pengungsu Rohingya di Indonesia. ICS bukan menjadi program yang minim manfaat, namun ICS yang diprakarsai oleh ACT akan terus menjadi program berkelanjutan dan masih bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu lama.

Standar kualitas berkelanjutan yang digarap oleh kolaborasi kemanusiaan ACT di Aceh Utara mencakup 120 unit rumah semi permanen, 34 pintu fasilitas MCK, masjid sebagai sarana beribadah, tempat belajar, poliklinik, dan ruang aula untuk tempat berkumpul dan musyawarah warga. Selain itu, nantinya dalam beberapa waktu ke depan, sambil menunggu status pasti kewarganegaraan pengungsi Rohingya, akan disediakan pula sarana kolam ikan dan lahan pertanian yang dapat digarap oleh pengungsi Rohingya sebagai sumber mata pencaharian. (CAL)

Blog ACT  dan AKSI CEPAT TANGGAP




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline