Lihat ke Halaman Asli

Impian Proyek Mega Bendungan Tanpa Memelihara Tangkapan Air di Daerah Hulu (Ekspedisi Cimanuk, Telapak) Bag.6

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_131048" align="alignnone" width="620" caption="Ujung terowongan pengelak Spill Way Mega Bendungan Jatigede, aliran Sungai Cimanuk dipindahkan sementara ke terowongan ini. (foto:Agus Suryadi http://agussuryadi-yd1bqa.blogspot.com/ )"][/caption]

.....Sambungan dari Ekspedisi Sungai Cimanuk bag.5.

Bermalam menumpang di kantor Koramil, pagi nya kami siap-siap meninggalkan wilayah Kabupaten Sumedang, setelah berpamitan dengan bapak petugas Koramil Jatigede .

Perjalanan hari ke-5 susur Cimanuk diisi dengan beberapa teman yang tertarik dan penasaran melihat mega proyek pembangunan bendungan Jatigede di daerah Cijeungjing Sumedang.

Bendungan Jatigede yang akan mengambil suplai air dari aliran Sungai Cimanuk, dikabarkan akan dibangun menjadi salah satu bendungan terbesar di Indonesia dan akan menjadi bendungan terbesar di Asia Tenggara, nomor 1 mengalahkan luas dan volume bendungan Jatiluhur dan salah satu terbesar di Asia. Bendungan ini direncanakan akan melayani irigasi dan potensi pembangkit listrik .

Dalam menyusuri Cimanuk dari hulu saya begitu banyak melihat pembangunan bendungan dan waduk irigasi, baik yang sudah jadi maupun yang sedang dibangun seperti bendungan Copong di Garut maupun mega bendungan Jatigede di Sumedang.

Saya sangat menyayangkan impian dan usaha membendung aliran Cimanuk untuk segala keperluaan ini, tanpa disertai dengan pelestariaan dan rehabilitasi daerah tangkapan air di Hulu Cimanuk. Kabupaten Garut Selatan yang telah gundul hutan nya, di alih fungsikan hampir total menjadi ladang sayur-mayur.

Jumlah debit air yang tidak terkontrol (kering pada kemarau dan banjir bandang, longsor, sedimentasi pada musim hujan karena hilangnya hutan sebagai pengontrol tangkapan air di daerah hulu), akan berpotensi menjadi bencana dan konflik air antara daerah hulu bendungan dengan daerah hilir dibawahnya.

Dari Sumedang menuju hilir Indramayu mengikuti aliran Cimanuk menuju daerah Majalengka, kami menyempatkan diri mampir ke Makam Keramat Marongge di Kec. Tomo Sumedang.

Pencarian kami tentang benang merah sejarah peradaban dengan Sungai Cimanuk mengantarkan kami pada cerita legenda "Si Kukuk Mudik" pada Sungai Cilutung yang memang alirannya bermuara ke Sungai Cimanuk.

Dari asal-usul makam keramat Marongge adalah makam Embah Gabug dan tiga saudaranya bernama, Embah Sedayu, Embah Naibah dan Embah Naidah putri raja yang meninggal sebelum mereka mendapatkan jodohnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline