Lihat ke Halaman Asli

Mendongeng untuk Sungai Ciliwung, Bangun Generasi Baru Perawat Sungai

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13037319631900357769

Foto dan Tulisan: Sudirman Asun Acara kumpul bareng yg dimotori oleh River For Life diadakan di Sanggar Daun, Ciliwung Jagakarsa Lenteng Agung. Sanggar Daun sendiri adalah taman bacaan swadaya oleh keluarga Bang Said di lingkungan sekitar rumahnya di perkampungan pinggir Ciliwung. Acara ini dihadiri sekitar 40 orang, yaitu teman-teman dari Gropesh (Grombolan Peduli Sampah), SENDAL (Seni dan Alam IKJ), sanggar dongeng Kanvas, Mapala UI, Wanadri dan Indo Rocker, juga dari Komunitas Ciliwung diwakili oleh Bang Kodir (Komunitas Ciliwung Condet), Mas Hapsoro dan Mas Hari Kikuk (Komunitas Peduli Ciliwung Bogor), Ade Kocil (FRPBA), dan saya sendiri. Acara dimulai jam 8 pagi dengan bermain bersama anak-anak warga bantaran sungai dan mendongeng tentang sungai oleh mas Dwi ( sanggar Dongeng Kanvas). Dongeng yang dibawakan bercerita tentang satwa dimana sang singa sebagai raja hutan melarang penghuni hutan untuk membuang kotoran di sungai yg ada di hutan mereka, tetapi larangan ini mulai dilanggar oleh ayam dan kemudiaan dicontoh oleh satwa-satwa lain lembu, kuda, monyet karena mencontoh ketidakpeduliaan sang ayam, akhirnya lama kelamaan berakibat buruk dan ketahuaan sang raja rimba, akhirnya pelanggaran ini diberi hukuman oleh singa. Dongeng ini dibawakan dengan sangat aktraktif meniru gerakan-gerakan satwa dan suaranya masing-masing sehingga anak-anak mendengar sangat antusias dan terhibur termasuk saya, karena dibawakan cerita ini sangat lucu dilengkapin mimik-mimik lucu dan diikutin oleh anak-anak. Selesai mendongeng, anak-anak direview kembali untuk bercerita, apa yang bisa diambil hikmahnya dari cerita dongeng yang mereka tonton, dan cerita  paling baik akan diberi hadiah yaitu berupa buku bacaan, snack dan pohon untuk mereka tanam di bantaran sungai dan diberi nama mereka di pohon tersebut, agar mereka bisa merawat dan menjaganya. Acara selanjutnya adalah lomba menggambar dengan tema bebas, dengan peralatan menggambar yang disediakan panitia, anak-anak juga sangat antusias menggambar. Dan pemenangnya juga mendapat hadiah buku bacaan, snack dan pohon. Pemenang lomba gambar terdapat gambar sungai yang bersih dan biru tetapi disitu juga termuat gambar ayam lagi buang kotoran di sungai ketahuan oleh sang lembu, seperti cerita yang mereka tangkap dari dongeng yang mereka tonton ( bagi saya ini sangat menarik karena pesan yang ingin disampaikan dengan cepat mereka tangkap ketika disampaikan dalam bentuk permainan dan cerita dongeng, diharapkan anak-anak bisa menjadi tonggak perubahan untuk masa depan, dan anak-anak sangat ampuh untuk menegur orang tuanya untuk menjaga lingkungannya, tanpa ada konflik dan ketegangan). Setelah itu dilanjutkan dengan mendampingi anak-anak menanam pohon yang diberi nama mereka, sehingga mereka diharapkan merasa memiliki dan merawat pohon tersebuy sampai besar, dan diharapkan dapat terpantau truss oleh mas Said dari Sanggar Daun sebagai pelopor di lingkungan sungai tersebut. Selesai menaman saya beserta teman-teman memulai acara memulung dan pungutin sampah di bantaran sungai, jumlah sampah di bantaran sangat banyak dan terkubur di dalam tanah, sebabnya adalah pembuangan sampah oleh warga dengan cara membuka lobang dan mengubur sampah tersebut dalam tanah di areal bantaran kali, meskipun ini terlihat cukup bersih dibandingkan dengan cara membuang langsung di atas bantaran sungai. Acara diakhiri dengan berkumpul sharing dengan teman dan saling kenal diri bertukar informasi komunitas dan kegiatan mereka. Acara berakhir jam 2 siang. [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Belajar dan bermain bersama, Keceriaan anak-anak Ciliwung."][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Dongeng ini dibawkan dengan sangat aktraktif meniru gerakan2 satwa dan suaranya msg2 sehingga anak2 mendengar sangat antusias dan terhibur. Ada yg tertawa geli dengan lakon monyet, ada yg takut saat prolog singa."][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="emmmhh….., gara-gara sang Ayam membuang kotoran di sungai, sungainya menjadi bau dan kotor."][/caption] Dongeng yg dibawakan bercerita tentang satwa dimana sang singa sebagai raja hutan melarang penghuni hutan untuk membuang kotoran di sungai yg ada di hutan mereka, tetapi larangan ini mulai dilanggar oleh ayam dan kemudiaan dicontoh oleh satwa2 lain lembu, kuda, monyet karena ketidakpeduliaan sang ayam, akhirnya lama kelamaan berakibat buruk danketahuaan sang raja rimba, akhirnya pelanggaran ini diberi hukuman oleh singa. [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="HAyo…., yg memergokin si Ayam buang kotoran di sungai, siapa…? Hayooo…."][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Acara dongeng dilengkapkan dengan bermain yang interaktif"][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="lomba menggambar dengan tema bebas, dengan peralatan menggambar yg disediakan panitia, anak2 juga sangat antusias menggambar. Dan pemenangnya juga mendapat hadiah buku bacaan, snack dan pohon."][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Pemenang lomba gambar terdapat gambar sungai yg bersih dan biru tetapi disitu juga termuat gambar ayam yg lagi buang kotoran di sungai ketahuan oleh sang lembu, seperti cerita yg mereka tangkap dari dongeng yg mereka tonton."][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Penanaman pohon didampingin oleh kaka kaka Mahasisiwa."][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Pohon ini bernama Sumiati, diambil dari nama anak yang menanamnya."][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Karena Sudin Kebersihan tidak sampai ke warga dekat bantaran sungai maka pembuangan sampah oleh warga dengan cara membuka lobang dan mengubur sampah tersebut dalam tanah di areal bantaran kali, meskipun ini terlihat cukup bersih dibandingkan dengan cara membuang langsung di atas bantaran sungai. Tetapi akan menghambat dan mengotori resapan air, juga menghambat pertumbuhan akar pohon."][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Berenang mandi di sungai adalah keseharian mereka, tegakah kita membiarkan mereka mandi dengan limbah, racun dan sampah yang kita buang ke sungai…?"][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Acara Mulung sampah di sungai, walaupun tak akan habis dibersihkan, lebih baik dari pada berdiam diri dan berkeluh kesah tetang kotornya sungai Jakarta."][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="Turun ke sungai membersihkan sampah bersama Bang Said pengelola Sanggar Daun"][/caption] [caption id="" align="alignnone" width="504" caption="kopdar pertama River For Life di Ciliwung Sanggar Daun, Lenteng Agung."][/caption] Catatan kecil: Untuk teman yang ingin membantu dan mempunyai buku bacaan lebih dalam keadaan layak pakai bisa mendonorkan ke Taman Bacaan Sanggar Daun, ataupun yg mempunyai ketrampilan untuk mengajar dan melatih warga sekitar karena swadaya dikelola hanya oleh satu keluarga bang Said, sehingga keterbatasan sumber daya. Alamat Sanggar Daun Jl. Lenteng Agung Raya Gg. Turi RT/RW: 14/ 03 Kelurahan Lenteng Agung Jagakarsa Jakarta Selatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline