Lihat ke Halaman Asli

Aris Sang Pencerah

Alumni Pencerah Nusantara yang mencoba merangkai penggalan-penggalan hikmah

Ramadhan di Tanah Tolaki Bersama Pencerah Nusantara

Diperbarui: 12 Juni 2016   08:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hilal mulai terlihat, sidang isbat telah diputuskan, berita televisi telah tersebar, bulan baru pun tiba, Ahlan Wa Sahlan Ramadhan 1437 H!. Suka cita meliputi suasana hati tim Pencerah Nusantara Batch 4 Penempatan Konawe. Betapa tidak, belum selesai kita menikmati suasana dan lingkungan baru ala Onembute yang begitu unik dengan keragaman sukunya, kami sudah disuguhkan dengan datangnya tamu Agung, Bulan Suci Ramadhan.

Malam pertama, kami lewati di Kota Kendari di Masjid Al Kautsar, Masjid Raya Se-Sulawesi Tenggara. Sengaja kami memilih Kendari untuk merasakan nafas Ramadhan bersama masyarakat se-Sultra yang berkumpul di Masjid Raya Al Kautsar. Usai sholat taraweh berjamaah, sembari menatap bintang di langit Sulawesi yang begitu cantik, kami hirup dalam-dalam nafas penuh keberkahan dan kasih sayang Allah SWT. Seraya berkata dalam hati, Alhamdulillah kami berjumpa kembali dengan Bulan Ramadhan yang dirindukan.

Senja mulai terlihat di hari pertama Bulan Ramadhan. Adzan Maghrib sayup sayup sudah menggema di telinga. Sebuah prolog manis Ramadhan di tanah Sulawesi, kami berbuka bersama dengan Kepala Puskesmas Onembute, Bapak Husen dan keluarga. Hemmm, manisnya minuman pembuka dengan sirup DHT nya seolah menjadi oase dalam keringnya tenggorokkan. Senyuman hangat dan tangan yang sigap mempersilahkan tim PN untuk segera mengambil menu utama buka puasa hari ini, Songgi atau Sinonggi, makanan khas Tolaki ala Onembute. Songgi ini seolah menjadi penghubung hati kami, lima pemuda yang yang baru menginjakkan kaki di Onembute ini dengan masyarakat asli Onembute. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampui. Selain tim PN menikmati hidangan berbuka puasa, juga mendapatkan sisi internalisasi budaya yang kuat di bulan Ramadhan.

Lain cerita di hari sebelum Ramadhan, keberhasilan adalah mengubah momentum menjadi kesempatan perubahan. Itulah yang kami manfaatkan bersama anak-anak yang sering ke Masjid Onembute untuk membuat organisasi remaja masjid. Nuansa Ramadhan akan terasa beda dengan hari-hari biasa apabila Masjid ramai akan suara lantunan Al Qur’an dan kegiatan Islam yang menyejukkan. Atas kuasaNya pula Remaja Masjid Onembute telah terbentuk.

Ketika ketulusan berbuah kepercayaan, maka kepercayaan akan melahirkan kesempatan. Tepat di Malam ke 5 atau hari keempat, ketua Tim Pencerah Nusantara mendapatkan kesempatan untuk mengisi ceramah agama di masjid Onembute, sesaat sebelum Sholat Sunnah Taraweh berjamaah. Tak menyiakan kesempatan itu, untuk sekalian mengenalkan tim Pencerah Nusantara kepada masyarakat Onembute. Pencerah Nusantara yakin bahwa semakin banyak masyarakat yang  dijangkau dan beragam sektornya, maka perubahan dan kerja sama dapat berjalan lebih cepat dan lebih tepat.

Kebahagiaan orang berpuasa ada pada ketika mereka berbuka puasa dan di surga. Kebahagiaan pertama kami rasakan ketika ada undangan buka bersama di rumah warga. Seolah menjadi angin segar bagi tim pencerah nusantara tatkala mendapatkan undangan buka bersama di rumah Bapak Andi. Selain mendapatkan makanan gratis ini menjadi kesempatan emas untuk berbaur dengan warga. Sebagai orang baru kami mendapatkan sambutan yang istimewa, sembari menunggu buka puasa kami asyik berbincang tentang keunikan Bulan Ramadhan di tanah Tolaki ini. Walau tak sefasih orang Tolaki, Bugis atau Toraja dalam menambahkan imbuhan to, mi, ji dan ki, yang menjadi aksen mereka, kami tetap saja berusaha menambahkan imbuhan itu walau terkadang membuat lawan bicara kita tertawa.

Menjadi Pencerah Nusantara adalah bukan bagaimana engkau menjadi terlihat lebih hebat dari mereka. Bukan pula menjadi seorang pahlawan di tanah orang. Namun, malahbagaimana kita memperlihatkan kekuatan kita sebagai seorang fasilitator yang lebih banyak melihat dan mendengar sehingga merekalah yang menciptakan perubahan itu sendiri. Pencerah Nusantara senantiasa berburu local champion di setiap sisi dan setiap waktu dalam masa pengabdiannya. Kami percaya perubahan yang dilakukan penggerak lokal adalah perubahan yang tulus, serta berkesinambungan. Ramadhan di Tanah Tolaki bersama Pencerah Nusantara ini, akan menjadi salah satu mozaik manis dalam kisah pengabdian kami selama dua belas purnama yang dinanti.

Onembute, hari ke 7 Ramadhan 1437 H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline