Lihat ke Halaman Asli

Aris Sang Pencerah

Alumni Pencerah Nusantara yang mencoba merangkai penggalan-penggalan hikmah

Dari Jalan Poros Kendari-Kolaka

Diperbarui: 10 Juni 2016   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua Pelangi di Jalan Poros

Jika membayangkan bahwa Minggu pertama kehadiran tim Pencerah Nusantara Konawe di puskesmas Onembute adalah hari-hari perkenalan dan ramah tamah, sembari perlahan beradaptasi dengan sekitar, maka gambaran itu benar adanya. Namun, ada yang lebih menarik dari itu.

Puskesmas Onembute, yang dikenal memiliki sistem pencatatan dan pelaporan paling kece sekabupaten Konawe (boleh bangga, tapi tidak jumawa), terletak di tepi jalan poros Kendari-Kolaka Timur. Namanya jalan poros, tentu saja merupakan jalan raya utama di kabupaten, bahkan provinsi. Kondisi jalan yang mulus dan lengang, tikungan tajam, berlobang dan sangat berdebu di beberapa lokasi, menciptakan kultur berkemudi yang cukup ekstrem di masyarakat Konawe dan sekitarnya.

Hari itu adalah hari pertama kami bertugas sebagai Pencerah Nusantara Konawe. Selepas melakukan audiensi pertama kalinya dengan Sekda, kami beranjak menuju desa Mataiwoi, yang masih masuk di wilayah kerja Puskesmas Onembute. Hari itu akan dilaksanakan penilaian lomba desa oleh tim kabupaten. Suasana riuh ramai mulai terasa ketika mobil puskesmas keliling (baca : ambulans) yang kami tumpangi, memasuki arena penilaian. 

Alih-alih akan menikmati sajian kesenian khas suku Tolaki, suku asli daerah Konawe, kami justru mendengar alunan gamelan Jawa yang akrab di telinga kami. Tim karawitan lengkap dengan pesinden berkebaya, diikuti dengan rombongan pemain kuda lumping, menjadi “biduan” di siang yang terik itu. Rupa-rupanya, kesenian Jawa pun sudah menyatu menjadi bagian dari kesenian setempat. Masyarakat Jawa yang menempati wilayah Konawe sejak puluhan tahun lalu sebagai transmigran, membawa warna baru bagi kesenian daerah. Indahnya tenun Indonesia.

Acara dibuka oleh sambutan dari ibu camat yang membawa berjuta semangat. Tidak lama berselang, hujan besar pun mengguyur Mataiwoi. Sambil beringsut cepat menuju bangunan posyandu, kami menjumpai kepala puskesmas Onembute sedang berbincang dengan pria berseragam polri yang kami duga adalah kapolsek Onembute. Tampak serius. Dengan sengaja mencuri dengar, kami pun akhirnya mendapat informasi bahwa terjadi kecelakaan di jalan poros. 

Korban telah dievakuasi ke IGD Puskesmas Onembute, yang berjarak 10 menit perjalanan dari lokasi penilaian lomba desa. Merespon situasi ini, akhirnya tim medis Pencerah Nusantara Konawe yang digawangi oleh dr.Cut pun segera bergerak kembali ke Puskesmas untuk memberikan pertolongan medis. Hari pertama kami di Onembute, tim langsung berbaur cepat dengan seluruh staf Puskesmas, memberikan pelayanan yang terbaik bagi siapa saja yang membutuhkan.

Sore yang diguyur hujan itu, sedikit banyak memberikan kami gambaran tentang situasi gawatdarurat apa yang akan mungkin terjadi selama dua belas purnama ke depan di Onembute. Kami ikut berjaga.

[Artikel ditulis oleh Bunga Ramadani - Pemerhati Kesehatan]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline