Lihat ke Halaman Asli

Buku Putih Pertahanan, Alat Neolib ASEAN-C Menghancurkan TNI?

Diperbarui: 9 Juni 2016   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

134588352191788332

Tulisan ini menjelaskan bagaimana Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008 melanjutkan Buku Putih Pertahanan Indonesia 2003, menjadi penyebab utama kehancuran doktrin TNI pasca reformasi, yang mengakibatkan TNI tidak memiliki kemampuan perang modern. Diangkatnya ASEAN secara tidak proporsional menunjukkan upaya mengarahkan Indonesia untuk takluk pada ASEAN-C 2020, yang bertentangan dengankonsep Indonesia.

Teori Konspirasi

Bagaimana cara neolib menguasai Nusantara ? Hancurkan bangsa Indonesia, ganti dengan ASEAN-C.

  • Bagaimana cara menghancurkan bangsa 230 juta jiwa dengan mudah ?Hancurkan kemampuan dan kemauannya untuk berperang.
  • Bagaimana cara menghancurkan kemampuan dan kemauan berperang ? Hancurkan TNI-nya.
  • Bagaimana cara menghancurkan TNI dengan 400 juta tentara tanpa berperang ? Hancurkan doktrinnya.
  • Bagaimana setelah doktrinnya mati ?Lemahkan alutsistanya.

Demikian cara berfikir kaum neolib untuk menghancurkan kemampuan tempur TNI.

Hal ini menjelaskan mengapa pengadaan alutsista seolah-olah meningkat tetapi sebenarnya justru melemahkan kemampuan tempur TNI menjelang ASEAN Community 2020. (bandingkan KF-X, F-16, EMB-314)

ASEAN 1967 adalah organisasi antar bangsa yang menciptakan perdamaian abadi. ASEAN-C saat ini, dengan visi ASEAN Economic Community 2015, dan ASEAN Community 2020, adalah anti tesis Indonesia, yang hendak menelan Nusantara, dan menghancurkan cita-cita kemerdekaan Indonesia melalui pasar bebas ASEAN -survival of the fittest- yang bertentangan dengan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, bahasa Inggris sebagai bahasa nasional, keragaman tanpa Ketuhanan yang maha esa, persatuan yang bukan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh segelintir elit pemilik kapital di kota-kota besar ber-infrastruktur maju.

Peran Neolib dalam Kematian Doktrin TNI

Pasca tumbangnya rezim Suharto, kaum neolib menyusup masuk dalam pemerintahan Republik Indonesia. Test-case pertama adalah Timor Timur 1999. Doktrin TNI untuk mempertahankan wilayah yang ditetapkan oleh MPR RI sebagai teritorial Indonesia sampai titik darah penghabisan, pada saat itu masih ada, namun dilemahkan oleh penyusupan dalam kepemimpinan sipil dan militer. Dengan doktrin yang lemah, TNI belum sempat bangkit dari keterpurukan tahun 1998. Penyusupan neolib dalam kepemimpinan pemerintahan sipil dan militer, berhasil membungkam TNI untuk tidak menjaga teritorial Indonesia.

Masih tahun 1999, belum puas dengan Timor Timur, kembali untuk mempermalukan TNI dan menghujat konsep NKRI, para antek neolib memasukkan Sipadan dan Ligitan pada otoritas internasional untuk penentuan kepemilikan wilayah.

Tak ayal, beberapa tahun kemudian, Sipadan dan Ligitan pun lepas dari wilayah NKRI. Tanpa sebutir peluru pun dari hampir setengah juta Tentara Nasional Indonesia, yang dilumpuhkan oleh kematian doktrin militer-nya.

BPPI, Pelemahan TNI

Sukses dengan test-case tersebut, kaum neolib memastikan kematian TNI dengan menyusup pada Buku Putih Pertahanan Indonesia 2003 (BPPI 2003). Buku Putih tersebut banyak memberikan kontribusi dalam rumusan materi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.

Buku Putih Pertahanan Indonesia (BPPI) adalah panduan resmi dari Kementrian Pertahanan RI untuk penyusunan Doktrin TNI, Strategi Pertahanan TNI, dan pengadaan alutsista TNI, dan lain hal terkait pertahanan Indonesia. Di susun berdasarkan UU No 3 Tahun 2002, tentang Pertahanan Negara, pertama pada tahun 2003, kemudian edisi kedua pada tahun 2008.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline