Lihat ke Halaman Asli

Memilih Tontonan Islami di Televisi

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banner Mizan Amanah Sumber : Mizan Amanah

[caption id="" align="aligncenter" width="710" caption="Memilih Tontonan Islami di Televisi, Gambar ilustrasi diambil dari google"][/caption] TONTONAN yang disajikan melalui layar kaca saat ini semakin beragam. Tontonan tersebut dikemas dalam beragam program acara TV  yang diharapkan pihak pengelola TV bisa diminati pemirsa TV. Sebagai pemirsa adalah sebuah keharusan untuk memilih deretan program TV yang tentunya yang dinilai patut dan layak untuk disimak.Khususnya, tontonan yang Islami dan memiliki identitas masyarakat timur yang sangat menjaga norma-norma kesusilaan dan kesopanan. Saat ini, Indonesia memiliki sebelas stasiun TV nasional, puluhan TV berbayar, dan ratusan TV lokal. TV-TV tersebut memiliki banyak program TV dengan durasi dan jam tayang yang beragam dan "berlomba" menarik pemirsa dengan konten yang tersaji dalam aneka program TV-nya. Saat menyimak deretan program acara harian dari sebelas TV nasional, umumnya hanya satu sampai dua jam saja durasi tayang untuk program islami setiap harinya. Padahal, untuk TV nasional umumnya memiliki durasi tayang selama 24 jam. Terkecuali, Trans TV dan Trans 7 yang bersiaran sekitar 20-22 jam. Bahkan, TV lokal di Jakarta seperti JakTV dan B-Channel pun memiliki durasi siar 24 jam. Lalu, seperti apa “peta” tontonan islami di televisi, khususnya TV nasional? Selama tujuh hari dalam seminggu, hampir setiap TV nasional menyiapkan program islami. Bentuknya beragam, mulai dari tanya-jawab (talk show program yang menampilkan ustadz atau ustadzah, bisa lebih dari satu orang, untuk membahas suatu tema atau topik tertentu. Program dengan format talk show biasanya dipandu oleh seorang moderator) yang merupakan bentuk yang paling banyak digunakan, ceramah dengan selingan tanya jawab, hingga dikemas dalam format drama atau sinetron. Sebagai TV nasional pertama, TVRI memiliki program acara Jalan Jalan Islami (04:00 WIB), Indahnya Pagi (04:30 WIB), dan Permata Nurani Islam (Jumat, 11:03 WIB). RCTI, sementara menampilkan program bernuansa islami dalam bentuk drama serial bertajuk Tukang Bubur Naik Haji (19.00 WIB) yang saat ini menjadi salah satu program yang digandrungi pemirsa TV. SCTV menampilkan program Kata Ustadz Solmed (04:00 WIB) dan drama seri Ustadz Fotocopy (20:30 WIB). MNC TV menyuguhkan program  Majelis Sakinah (04:30 WIB), Taman Hati (04.00 WIB), serta drama seri Si Alif Season 2 (18:00 WIB). Sebelumnya saat bulan Ramadhan, MNC TV berhasil menarik perhatian pemirsa televisi tatkala menayangkan serial drama dokumenter “Omar” yang mengisahkan perjalanan hidup Omar Ibn Al-Khattab, seorang lelaki yang menjadi pemimpin terkuat untuk rakyatnya di masa krisis dan menjadi simbol keadilan hingga saat ini. Serial yang ditulis oleh Dr. Waleed Saif dan diproduksi oleh 03 Production & MBC Dubai ini mengembangkan rangkaian cerita dramatis yang sangat menarik dan kompleks dalam latar gurun Arabia.Berlatar belakang masyarakat Mekah pada abad ke-7 serta lingkungannya pada jaman itu, serial “Omar” seluruhnya dibuat di Maroko dan Suriah. Serial yang tayang mulai 21 Juli 2012 setiap hari pukul 04.00 WIB ini dikemas apik dalam balutan drama kolosal yang sarat akan pesan moral. “Omar” merupakan tontonan bermutu yang diambil dari peristiwa penting dalam sejarah Arab dan juga Islam.Kisah sejarah yang sangat menawan yang menampilkan sosok pemimpin besar dalam revolusi pertama yang merubah wajah Timur Tengah sejak kelahiran Islam. Sementara itu, ANTV menayangkan dua program yakni Wisata Hati (05.00 WIB) dan Hati ke hati Bersama Mamah Dedeh (06.30 WIB). Indosiar menampilkan Mujizat Masih Ada (04.30 WIB).tvOne menyuguhkan Jejak Islam (02.30 WIB) dan Titian Qolbu (03.30 WIB). Seolah tak mau ketinggalan dengan stasiun-stasiun TV nasional, TV lokal seperti B-Channel, O Channel, dan JakTV pun memiliki program serupa. B-Channel menayangkan Cahaya Ilahi (07:00 WIB), O-Channel menampilkan Titian Iman (04:30 WIB), dan Jaktv menayangkan Silaturahim (04.30 WIB) serta Mamah dan Aa (05.00 WIB). Biasanya, saat hari-hari libur keagamaan, durasi program acara bernuansa Islami pun lebih marak bermunculan.Misalnya, saat peringatan Maulid, Isra Miraj, dan hari raya Idul Fitri dan Adha.Durasi siar acara atau program-program bernuansa Islami bakal semakin bertambah takkala Ramadhan tiba dan memang umumnya mampu menyedot perhatian. Simak saja, dalam sebuah data yang dipaparkan  Dede Mulkan (Cerdas Nonton Televisi, Arsad Press, 2012) bahwasanya Nielsen — lembaga riset media pernah menyebutkan bahwa jumlah penonton pada saat santap sahur, pukul 03.00-05.00 WIB, meningkat 12 x lipat atau 1.200 persen  dan pada saat berbuka puasa meningkat 35 persen. Jika dilihat dari usia pemirsa, pada waktu sahur, jumlah penonton anak (usia 5-14 tahun) meningkat 22 kali lipat atau sekitar 2.200 persen. Sedangkan, pada saat berbuka puasa, jumlah pemirsa anak-anak meningkat 50 persen. Bila mengacu deretan program dan durasi siar yang dihidangkan televisi nasional dengan rata-rata durasi siar satu sampai dua jam tersebut masih jauh dari harapan. Untuk itu, pemirsa TV selain memilih tayangan yang sudah ada bisa pula memilih “jalur alternatif”  seperti TV berbayar atau streaming via internet. Untuk TV berbayar (yang dipancarakan via satelit) ini, antara lain, pemirsa bisa menyimak tayangan seperti Alif TV  besutan grup Republika (Mahaka) dan MNC Muslim di Indovision yang hadir setiap hari. Sementara itu, untuk streaming via internet, pemirsa mempunyai lebih banyak pilihan. Pemirsa bisa mengakses aneka situs atau website seperti  Pencerahan TV dengan alamat http://pencerahan.tv;  Rodja TV (www.Rodjatv.com), Ahsan TV Indonesia (www.ahsan.tv), Insan TV (www.insantv.com), Salwa TV (www.salamdakwah.com), Yufid TV (www.yufid.com).  Berbagai situs yang memuat kanal tv satelit yang dipancarsiarkan via internet pun saat ini semakin mudah diakses. Bahkan, tak hanya di Indonesia, juga di mancanegara. Sepanjang internet yang digunakan memiliki koneksi bagus, tampilan gambar atau video dalam layar pun bisa layak simak. Khususnya, saat pemirsa menggunakan TV jenis LCD.Dengan demikian, plihan via streaming memang dirasakan lebih variatif. Selain itu, ada alternatif lain yang bisa dipertimbangkan untuk mengisi tayangan Isalmi yang dianggap kurang yakni pemirsa bisa membeli aneka film dan materi islami dalam format VCD atau DVD orisinal di berbagai gerai elektronik. Bentuknya bisa dalam kemasan ceramah, kisah-kisah Islami baik dalam animasi maupun tidak, dan film berdurasi panjang.  Misalnya, Khulafaur Rasyidin Kisah Sahabat Nabi, Umar bin Khatab, dan Paket Film Sejarah Islam. Sejatinya, hal yang paling penting dijadikan acuan dan menjadi harapan adalah segenap materi itu semua tidak sekedar menjadi tontonan dan menghibur, tapi bisa menjadi tuntunan dan mencerahkan. [caption id="" align="aligncenter" width="960" caption="Banner Mizan Amanah Sumber : Mizan Amanah"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline