Lihat ke Halaman Asli

APPI Ogah Ikuti PSSI

Diperbarui: 5 Agustus 2015   09:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sesombong Hinca yang akan menggulirkan ISL tahun 2015-2016 tanpa meminta rekomendasi dari BOPI ditolak APPI. Tentu saja klub juga, kecuali Arema dan Persebaya.

Hinca, Wakil Presiden PSSI, dengan lantangnya mengumumkan akan menggelar Liga Super Indonesia hanya dengan berbekal izin dari kepolisian tanpa mengajukan rekomendasi dulu ke BOPI. Orang ini kepedean.

Bagaimana Polisi bisa memberika izin kalau tidak menerima rekomendasi dari BOPI. Bukan apa-apa, itu sudah sebuah ketentuan. Polisi tidak mungkin mengizinkan karena Undang-Undang mempersyaratkan adanya rekomendasi dari BOPI. Memenangkan gugatan hukum di tingkat pertama bukan syarat bisa digelarnya kompetsisi.

Aneh ya, Doktor Hukum bidang olahraga tapi tidak tahu menerapkan hukum. Hinca justru jadi bahan tertawaan para pesepak bola yang tergabung dalam APPI. Klub-klub juga tidak serta-merta menyambut pengumuman Hinca. Mereka lebih menekankan agar PSSI urusi dulu segala persyaratan agar kompetisi bisa berjalan. Omongan Hinca itu hanya angina surga yang memabukkan untuk pada akhirnya menyakitkan klub. Klub tidak mau gegabah menanggapi aksi pengurus PSSI itu.

Kata APPI yang diwakili Bagian Legal Asosiasi, Riza Hufaida, “JIka PSSI sampai melakukan shortcut (jalan pintas) dengan hanya meminta izin ke kepolisian tanpa lewat BOPI lebih dulu, itu jelas melanggar aturan. Itu sama saja PSSI kembali arogan, tidak mau menghormati hukum positif Negara.” (Kompas, 5/8).

Nah, kelihatannya, PSSI sudah merasa bisa melakukan apa saja hanya dengan berbekal memenagkan gugatan. Padahal, memenangkan gugatan tidak ada hubungannya dengan persyaratan yang harus dijalankan PSSI jika akan memutar kompetisi. Memenangkan gugatan adalah satu hal, sedangkan rekomendasi BOPI hal lain. Rekomendasi ini suatu kewajiban sebelum kompetsisi digelar.

BOPI hanya merekomendasikan 16 klub ISL yang lolos verifikasi. Sementara PSSI kukuh ingin menggelar ISL dengan 18 klub. Akibat pelanggaran PSSI ini, pemerintah sampai pada keputusan membekukan mereka.

Barangkali daripada hanya direkomendasikan untuk 16 klub, maka kali ini PSSI mau main potong kompas, langsung aja minta izin ke polri. Lah, emangnya polri itu sekadar stempel aja. Polri itu penegak hukum. Gak mungkin mereka melanggar hukum yang sudah terang benderang.

PSSI kembali membuat kesalahan. Anehnya mereka sudah memastikan akan menggelar kompetisi bulan Oktober. Tapi ternyata klub-klub tidak begitu saja merespon pengumuman PSSI ini. Mereka sudah pengalaman. Mereka juga sudah tahu, yang dilakukan PSSI itu melanggar aturan. Karena itu kompetsisi jelas tidak mungkin terlaksana tanpa rekomendasi BOPI. Ini Indonesia, bukan FIFA.***

Tulisan menarik lain: Hinca Bilang ISL bergulir Oktober, Menpora bilang: TIDA BISA!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline