Lihat ke Halaman Asli

Listhia H. Rahman

TERVERIFIKASI

Ahli Gizi

Putus di Kamu, Mari Perangi Informasi Hoaks Corona!

Diperbarui: 16 Maret 2020   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi | unsplash.com

Apa yang sama atau bahkan lebih mengerikan dari virus corona? 

Infodemik atau banyaknya informasi tidak akurat yang menyebar jauh dan luas adalah bahaya yang harus kita hadapi ditengah wabah corona yang menjadi permasalahan dunia hari ini. Ya, tidak hanya menjadi urusan Indonesia saja, informasi hoaks tentang corona juga banyak terjadi di negara-negara lainnya. Bukti bahwa betapa hari ini informasi memang bisa lebih cepat menyebarnya daripada virus itu sendiri.

Hoaks atau informasi bohong memang sering kali dibenar-benarkan dan banyak dipercayai. Hal ini terjadi karena kebanyakan berita bohong menawarkan sesuatu yang too good to be true alias terlalu baik untuk menjadi kenyataan. Hal-hal yang seolah menjawab harapan kita, padahal tidak sama sekali. Inilah yang barangkali membuat kita jadi mudah percaya karena berharap sesuatu itu benar terjadi.

Seperti di tengah wabahnya corona. Ada banyak sekali hoaks yang bisa ditemukan saat membahasnya. Dari mulai makanlah A atau B yang dipercaya bisa menyembuhkannya sampai hal-hal pencegahan yang padahal tidak pernah dibuktikan.

Untuk menambah keseriusannya, tak lupa informasi semacam ini biasanya juga membawa-bawa nama seseorang atau organisasi yang dianggap kompeten sebagai narasumber, padahal tak jarang nama itu hanyalah fiksi dan bukanlah orang asli.

Lalu, bagaimana langkah kita agar bisa berkontribusi meredakan infodemik soal corona?

1. Jangan mudah percaya, segera cari tahu setelahnya

Bacalah informasi yang kamu dapatkan sampai tuntas. Setelah itu cobalah cari tahu apakah ada sumber jelas yang menyertai informasinya?   Memang beberapa informasi sering kali membawa sumber dan tokoh yang ahli.

Hanya saja, coba deh cek dulu. Apakah sumber tersebut memang pernah membuat tulisan atau mengatakan itu? Atau jangan-jangan hanya memakai nama saja untuk membuat percaya?

Contoh kasus hoaks corona yang disangkutpautkan dengan UNICEF baru-baru ini. Padahal organisasi dibawah PBB ini tidak pernah membuat informasi tersebut, lho. Jadi memang jangan mudah percaya sekalipun mengatasnamakan organisasi resmi. Kita harus benar-benar mencari sumber aslinya, baru memutuskan benar tidaknya.

Kabar baiknya, kini kita bisa mendapat informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dari UNICEF Indonesia yaitu melalui Chatbot U-report yang dapat dikases melalui Whatsapp. Silakan jika berminat simpan nomor ini ya +62-811-9004-567. Dijamin pesanmu tidak hanya centang biru, pasti dibalas dan bukan berita palsu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline