Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana

TERVERIFIKASI

Akun Resmi

6 Sudut Pandang Sikapi Foto Jokowi & Suku Anak Dalam

Diperbarui: 2 Januari 2016   08:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu yang lalu masyarakat Indonesia disuguhi ramainya perdebatan tentang foto Presiden Jokowi yang bertemu suku Anak Dalam. Kecenderungan negatif banyak orang yang menganggap bahwa foto itu adalah rekayasa membuat Kapolri mengeluarkan surat edaran tentang penanganan ujaran kebencian. Beberapa Kompasianer turut berbagi pendapatnya dalam topik pilihan “Foto Rekayasa” Jokowi & Suku Anak Dalam. Berikut di antaranya:

[caption caption="Presiden Joko Widodo berbincang dengan tokoh suku Anak Dalam di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, Jumat (30/10/2015). Dalam pertemuan itu, Presiden menawarkan untuk merelokasi ke rumah yang layak. Jokowi merupakan presiden pertama yang mengunjungi suku Anak Dalam di Jambi. Inset: Presiden Joko Widodo berdialog dengan warga di rumah singgah Suku Anak Dalam yang diabadikan oleh Tim Komunikasi Presiden. (KOMPAS/C WAHYU HARYO)"][/caption]

1. Pembunuhan Karakter Jokowi

Hebohnya pernyataan tentang rekayasa foto Presiden Jokowi yang bertemu dengan Suku Anak Dalam sangat disayangkan Ricky Vinando. Menurutnya, pertemuan tersebut justru seharusnya diapresiasi, karena ini adalah yang pertama bagi Presiden Republik Indonesia mengunjungi langsung Suku Anak Dalam. Ia juga mengapresiasi sikap Kapolri Jendral Badrodin Haiti yang mengeluarkan Surat Edaran untuk mencegah terjadinya konflik sosial akibat kebencian yang sengaja ditebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

2. Kenapa Jokowi Ketemu Suku Anak Dalam di Kebun Sawit?

Nurmala berbagi sedikit cerita pengalamannya yang pernah melakukan pendampingan kapasitas ekonomi Orang Rimba di Jambi. Dalam tulisannya, ia menjelaskan bahwa keberadaan Suku Anak Dalam di kebun sawit adalah akibat dari habisnya hutan di Jambi yang sebagian besar dijadikan taman nasional, perkebunan sawit, dan permukiman.

Terkait foto Presiden Jokowi dengan Suku Anak Dalam tersebut, ia menyayangkan sikap Kementerian Sosial, Pemprov Jambi, dan Setneg, yang tidak memberikan informasi tentang kondisi terakhir Suku Anak Dalam sehingga hal ini menjadi ramai diperbincangkan.

3. Siapa Kena Ciduk Soal Suku Anak Dalam?

Kepolisian telah mengeluaran Surat Edaran terkait kegaduhan foto Presiden Jokowi dengan Suku Anak Dalam yang dianggap rekayasa. Nandita Sulandari menyorot dua influencer yang memengaruhi kritik masyarakat di media sosial. Ia menambahkan, persoalan ini sebaiknya ditindak tegas oleh kepolisian, karena kritiknya lebih cenderung pada fitnah, bukan kritikan yang objektif, mendalam dan membawa cara pandang yang lebih luas soal membangun negara.

4. Teten Masduki Lupa Memproduksi Foto Resmi Istana?

Dalam artikelnya, Thamrin Dahlan tertarik dengan usulan seorang Kompasianer untuk ikut menyertakan jurnalis independen dalam kunjungan kerja kepresidenan untuk melindungi Presiden dari pihak-pihak yang mencoba merekayasa dokumentasi kunjungan Presiden. Publik mengarahkan pertanyaannya kepada juru foto resmi kepresidenan yang seharusnya memiliki ciri khas sendiri. Ia berharap bullying terhadap foto Presiden dengan Suku Anak Dalam sebaiknya tidak terjadi lagi dan seluruh pihak agar lebih bisa mengendalikan diri dalam setiap hal yang terjadi di media sosial. 

5. Ketika Suku Anak Dalam Berbicara

Jhon Miduk Sitorus berpendapat bahwa tidak ada yang direkayasa dalam masalah foto pertemuan Jokowi dengan Suku Anak Dalam. Suku Anak Dalam sangat antusias dengan kehadiran orang nomor satu di Indonesia ini secara langsung. Ia juga berharap agar tidak ada lagi fitnah terhadap Presiden kita sendiri, karena hanya memunculkan kebencian. Semoga kita dapat bersatu untuk membangun negeri agar semua Nawacita negara republik Indonesia bisa tercapai secepat mungkin.

6. Nurani Murahan dalam Foto Presiden Jokowi dan Suku Anak Dalam

Tidak ada habisnya orang memperbincangkan foto Presiden Jokowi dengan Suku Anak Dalam. Menurut Empi Muslion, hal ini sangat menyayat hati akan saudara kita Suku Anak Dalam yang dijadikan objek perseteruan. Ia lebih menghargai dan mengapresiasi jika penyebar foto tersebut tidak hanya mengulas kunjungan Presiden Jokow, tetapi mengulas tindakan dan kebijakan yang akan diambil oleh Presiden Jokowi dan jajaran kementerian terkait untuk “memerdekakan” saudara kita Suku Anak Dalam.

***

Di tengah era komunikasi yang serbacepat saat ini, kritik yang cerdas serta membangun opini yang baik demi kemajuan negara, khususnya di media sosial sebaiknya lebih diutamakan. Kita sebagai warga Indonesia yang baik juga harus bijak dalam menilai sebuah opini publik terkait kinerja Presiden RI, sehingga perbedaan pendapat tidak memunculkan konflik baru di tengah masyarakat. (RD)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline