Lihat ke Halaman Asli

Dion Ginanto

Seorang Guru, Peneliti, Penulis, dan Pengamat Pendidikan

Parental Involvement: Butuh Orang Sekampung untuk Membesarkan Seorang Anak

Diperbarui: 2 April 2019   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

It takes a Village to Raise a Child (African Proverb)

Ketika Obama tinggal di Indonesia, sang Ibu benar-benar memastikan bahwa puteranya tetap dibekali dengan pendidikan ala Amerika. Oleh karenanya, Ibu Obama memutuskan untuk mengajari Obama kecil American Education setiap hari pada jam 4.30 pagi. 

Obama sering tertidur di meja belajar dapur, sementara sang Ibu tetap semangat mengajar. Obama kecil tentu tidak senang dan sering protes, karena pukul 4.30 bukanlah waktu untuk belajar apalagi untuk seukuran anak SD yang biasanya pulas pada saat fajar. 

Ann Dunham, Ibu Obama pun menjawab dengan santai, "kamu fikir aku juga senang melakukan ini?"

Meski single mother, Ibu Obama kecil telah berhasil membuktikan kepada dunia bahwa peran orang tua pada pendidikan anak sangatlah penting. Inilah yang masih missing pada dunia pendidikan kita. 

Orang tua selalu berdalih sibuk, untuk sekedar mengajari anak-anaknya bekal pendidikan tambahan selain dari bangku sekolah. Bekal apapun itu, termasuk yang paling penting adalah bekal ilmu agama. 

Ilmu dasar mengaji dan akhlakul karimah. Karena, akhir-akhir ini, banyak generasi muda buta huruf aksara arab, sehingga mereka tak mampu membaca Al-Quran dengan lancar.

Atau bekal kepribadian yang akhir-akhir ini mulai pudar seiring berkembangya IT. Seperti Orangtua Maudy Ayunda, yang meski seorang artis sukses tetap mempunyai passion untuk mengejar pendidikan hingga diterima di Standford University and Harvard University pada saat yang bersamaan. Usut punya usut ternyata kedua orangtua membesarkan Maudi Ayunda tanpa televisi dan gadget.

Berbeda dengan Maudy Ayunda, generasi usia sekolah saat ini lebih sering bergaul dengan dunia maya, ketimbang dunia nyata. Hasilnya, anak tidak mempunyai bekal etika bersosialisasi dengan teman sebaya dan yang lebih tua. Sehingga adab dan norma sopan santun yang berlaku di daerah semakin hari semakin luntur. 

Passion untuk bermimpi dan berkarya ala Maudy Ayunda pun semakin hari semakin menurun akibat terlalu bergantungnya generasi muda pada gadget.

Sangat sering kita lihat di tempat belanja, dengan tidak berdosanya pembeli memotong antrian untuk membayar. Atau ketika bepergian, betapa dengan mudahnya penumpang mobil mewah membuang sampah dari dalam mobil. Atau, sulitnya anak-anak jaman now untuk sekedar mengucapkan terima kasih atau meminta maaf. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline