Lihat ke Halaman Asli

Dean Ruwayari

TERVERIFIKASI

Geopolitics Enthusiast

Ide Puisi: Pohon

Diperbarui: 20 September 2021   22:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pohon (Unsplash/Niko Photos)

Tadi pagi aku melihat mereka di dalam kepompong yang tergantung di dahan-dahan pohon, tak bisa ke mana-mana.

Siangnya mereka merayap sebagai ribuan serdadu semut di antara cabang-cabang menuju rumah-rumahan di belakang rumah, semut-semut yang mampu menyerang sangat cepat dan tak terduga.

Sekarang mereka adalah pohon itu, yang menjadi rumah kepompong, serdadu semut, dan rumah-rumahan;
rumah yang terus-menerus haus akan dada bumi yang mengalir, manis;
rumah yang hidup akrab dengan hujan, yang di dadanya kesejukan merebahkan diri;
rumah yang memakai sarang burung di rambut;
rumah yang memandang Tuhan sepanjang hari, mengangkat tangan rantingnya yang berdaun untuk berdoa;
rumah yang akan roboh oleh tangan-tangan seperti punyaku, seolah empunya.

Puisi dibuat oleh diri bodoh sepertiku, tapi hanya Tuhan yang bisa membuat pohon -- rumah bagi puisi terindah yang pernah kulihat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline