Dengan memperhatikan kinerja yang terjadi hingga tahun 2022, kita bisa katakan 5 hal yang menjadi satu kekuatan kenapa pada akhirnya Indonesia mampu bersaing dalam percaturan persaingan pelaku eksportir di dunia.
- Kita bisa lihat kinerja ekspor Indonesia hingga memasuki Maret 2023 saja nilainya sudah mencapai angka US$23,50 miliar. Angka ini bisa di katakan meningkat di bandingkan bulan Februari 2023 dengan angka kenaikan 9,89 persen. Ini menunjukan bahwa memang potensi bisnis ekspor Indonesia cukup baik
- Tidak saja ekspor MIgas, untuk sector Non Migasnya sendiri terjadi kenaikan sebesar 9,71 persen dibandingkan bulan Februari 2023 dengan angka US$22,16 miliar. Sehingga tidak saja ekspor migas pada sector non migaspun terjadi kenaikan.
- Dengan melihat perkembangan dan peningkatan yang ada di tahun 2023 hingga bulan Maret 2023, maka kita bisa mengatakan bahwa secara kumulatif hingga masuk di bulan Maret 2023 angkanya sudah bisa mencapai US$67,20 miliar untuk produk migas, sementara untuk non migas juga cukup menarik karena bisa menjadi US$63,19 miliar.
- Jika melihat dari kondisi yang ada di lapangan, maka peningkatan yang terjadi paling signifikan untuk produk non migas terjadi pada komoditas bahan bakar mineral yang nilainya bisa mencapai angka US$56,8 juta.
- Berdasarkan negara tujuannya sendiri, kita bisa melihat seperti apa produk Indonesia bisa di terima dengan baik di beberapa negara. Sebut saja misalnya untuk ekspor non migas sendiri hingga Maret 2023 nilai terbesarnya berada di negara Tiongkok sebagai pembeli utamanya dengan nilai US$5,67 miliar. Kemudian disusul oleh beberapa negara seperti Amerika Serikat dengan nilai sebesar US$1,97 miliar, juga di lanjutkan dengan Jepang dengan angka US$ 1,78 miliar. Dan tidak saja ke negara tadi, ke Kawasan Asean pun Indonesia sudah mengirimkan produknya mencapai US$4,09 miliar dan Uni Eropa dengan nilai US$ US$1,53 miliar. Sedangkan untuk asal ekspornya sendiri, Indonesia dengan beragam sumber daya alamnya yang ada di masing -- masing propinsi maka ekspor Indonesia berdasarkan daerah periode Januari -- Maret 2023 paling banyak berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$9,19 miliar, Kalimantan Timur US$7,95 miliar serta Jawa Timur US$6,31 miliar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H