Mohon tunggu...
Angga Eka Putra
Angga Eka Putra Mohon Tunggu... -

Angga Eka Putra XI IIS 3 SMAN 16 BEKASI

Selanjutnya

Tutup

Healthy

MSG

1 September 2015   20:37 Diperbarui: 1 September 2015   20:42 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat umumnya menyebut bahan ini dengan Vestsin, sebagian lagi mengenalnya derngan micin. Vestsin Atau micin adalah bahan yang memiliki nama ilmiah MSG(monosodium Glutamate), yang paling umum dikenal sebagai bahan penyedap pada masakan. Hingga kini masih terjadi perdebatan, mengenai efek samping mengkonsumsi MSg dari makanan setiap hari.

Terbuat dari apakah  Monosodium glutamate?

Menurut Volker Wendisch dalam bukunya yang berjudul “Amino Acid Biosintesis”, Monosodium glutamat ditemukan dan diisolasi dari hydrolyzates rumput laut jepang ” konbu ” oleh Dr Kikunae Ikeda.  Pada tahun 1912, monosodium glutamat mulai diproduksi secara massal oleh perusahaan Ajinomoto di Jepang. Belum sampaipada tahun 1950-an, produksi MSG sudah mulai menggunakan bahan dari hasil fermentasi gula murah dan amonia untuk menghasilkan glutamat. fermentasi gula murah adalah yang kita kenal dengan nama gula tetes tebu.

Keamanan MSG

Menurut Food and Drug Administration USA, WHO, dan FAO Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebenarnya MSG ini adalah bahan makanan yang aman. Namun seiring dengan semakin banyaknya bahan ini digunakan diseluruh dunia, maka mulai timbul banyak Kontroversi tentang MSG. Banyak laporan keluhan negatif tentang efek samping mengkonsumsi makanan yang mengandung vetsin. Anekdot yang muncul Sejak tahun 6o-an tentang MSG adalah “anekdot” Gejala Complex MSG ” atau ” Chinese Restaurant Syndrome “, yang menimbulkan gejala seperti  sakit kepala, murus, berkeringat dingin, mati rasa, nyeri dada, mual, jantung berdebar-debar, dan tubuh lemah. Namun beberapa penelitian belum menemukan bukti meyakinkan, yang menghubungkan MSG dengan gejala-gejala tersebut. Meskipun demikian juga diakui,  bahwa sebagian orang mungkin akan mengalami reaksi gejala ringan jangka pendek terhadap MSG.  Meskipun stigma aditif ini mungkin masih bertahan hingga kini, penggunaan MSG atau yang terkait glutamat lainnya umumnya dirasakan tidak berbahaya oleh komunitas ilmiah.

 Dugaan-dugaan terkait MSG yang Merugikan kesehatan

#Bruce McEwen dan Elizabeth Lasley dalam bukunya ” The End of Stress as We Know It”. :Glutamat  yang terkandung dalam MSG ini yang harus menjadi perhatian, karena dapat diserap dengan cepat pada saluran pencernaan, dan bisa menyebabkan lonjakan asam glutamat (hasil dari pemecahan glutamat) dalam darah. Jumlah tinggi asam glutamat dalam darah bisa berbahaya, dan dapat menyebabkan kejang epilepsi, kerusakan otak, dan gangguan produksi hormon. Dijelaskan juga bahwa efek ini hanya bisa terjadi jika mengkonsumsi glutamat dalam dosis besar dalam waktu singkat, dan ini tidak mungkin jika hanya mengkonsumsi MSG hanya dari makanan.

#Melissa Bernstein dan Ann Luggen dalam bukunya , ” Nutrition for the Older Adult. “: Anggapan merugikan kesehatan lain tentang MSG adalah bisa menghambat penekanan nafsu makan, yang menyebabkan rasa lapar, meskipun sudah makan dalam jumlah yang banyak.

#MSG adalah aditif yang bisa menstimulasi otak, sehingga orang yang biasa mengkonssumsi MSG akan merasa tak memiliki nafsu makan jika suatu saat tanpa MSG pada makanannya. Sehingga dengan demikian, seseorang harus menggunakan MSG secara terus menerus agar ia memiliki nafsu makan. Karena MSG umumnya ditemukan pada makanan junkfood yang tak sehat, maka dampak buruknya adalah ketika seseorang sudah tidak tertarik lagi pada makanan sehat bergizi seperti sayuran dsb. Buktinya lebih banyak terlihat pada anak-anak.

#Semua diproduksi MSG mengandungD- isomer yang merupakan racun saraf. Glutamat adalah neurotransmitter, akan tetapi otak hanya menggunakan konsentrasi yang sangat kecil (tidak lebih besar dari 8 sampai 12μg) . Di atas 12μg glutamat menjadi beracun karena neuron akan mulai api normal dan stres menyebabkan sel mengalami apoptosis tinggi.  Glutamat mengikat reseptor, yang  menyebabkan saluran membuka,  dan natrium dan kalsium akan masuk ke dalam sel. Pada konsentrasi glutamat yang sangat tinggi, reseptor ini menjadi hyperstimulated, dan memungkinkan terjadi kelebihan kalsium melintasi membran sel. Peningkatan kalsium intraseluler ini diperkirakan akan memicu serangkaian kejadian termasuk, aktivasi enzim Nitric Oxide synthase (yang menciptakan bentuk radikal bebas oksida nitrat) , dan regenerasi jenis oksigen yang reaktif. Pada akhirnya, zat ini beracun ini akan membuat kerusakan yang cukup untuk membuat sel menjadi rusak.

Kesimpulan

Monosodium glutamat adalah bahan kimia yang umum ditambahkan pada makanan olahan, seperti bumbu, saus ,sup kaleng, makanan cepat saji, keripik, makanan beku, ikan, kaldu ayam, mie instan dan khususnya makanan Asia.

Belum ada temuan resmi yang mengumumkan sebuah kondisi umum tertentu yang dipastikan akibat dari efek samping makan vistsin. Cara terbaik untuk menyikapi pendapat-pendapat diatas adalah, dengan membatasi konsumsi atau penggunaannya sehari-hari pada makanan.  Terutama bagi yang mengalami sensitifitas terhadap MSG, sebaiknya memang menghindari penggunaan MSG atau makan-makanan yang mengandung MSG.

Karena walau bagaimanapun, MSG adalah tak lebih dari sebuah bahan kimia. Dimana penggunaan dalam dosis tinggi juga bisa sangat mungkin untuk bisa menimbulkan reaksi sampingan tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun