Secara historis sebetulnya sarung lahir dari bangsa Yaman. Tetapi di Indonesia, sarung dimodifikasi sesuai dengan keperluan dan identitas lokal masing-masing.
Sarung tampaknya telah menjadi pakaian yang menyatukan seluruh Bangsa Indonesia. Kini, pakaian ini dapat ditemukan di seluruh nusantara, dan dipergunakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Nah, Kiai Ma'ruf tak ingin melepaskan sarung ketika masuk ke Istana nanti mungkin karena itu. Ia tak ingin melunturkan identitasnya sebagai seorang pemangku agama Islam, sekaligus melepas pakaian kebanyakan rakyat Indonesia dari dirinya sendiri.
Hal ini agar senantiasa menjadi pengingat, bahwa seorang wapres bagaimanapun juga tumbuh dan berasal dari rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H