Mohon tunggu...
Kirana
Kirana Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

KH. Ma'ruf Amin, Pembangunan Koperasi dan Arus Baru Ekonomi Indonesia

4 Desember 2018   15:48 Diperbarui: 4 Desember 2018   15:50 2572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah majunya zaman hari ini, kehadiran Koperasi sebagai sebuah instituti ekonomi dinilai sangat penting. Koperasi diyakini dapat menjadi jawaban atas permasalahan ekonomi yang dihadapi rakyat.

Atas alasan itulah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendorong pembentukan Koperasi Mitra Santri Nasional (KMSN) untuk membangun pertumbuhan ekonomi dari kalangan bawah.. Koperasi ini pertama kali diluncurkan oleh KH. Ma'ruf Amin di Desa Sindang, Kec. Lebakwangi Kab. Kuningan, pada Rabu (04/4).

Dikutip dari laman resmi MUI, ide pembentukan Koperasi semacam ini merupakan langkah maju untuk membantu masyarakat dengan taraf ekonomi rendah. Mengingat selama ini kalangan yang terbantu dengan kemudahan fasilitas, akses, permodalan, maupun pemasaran adalah kelas menengah atas.

Dengan adanya Koperasi ini, perekonomian masyarakat bawah diharapkan dapat terbantu. Peran Koperasi yang mirip dengan santri karena dekat dengan masyarakat akan benar-benar mampu mendorong ekonomi masyarakat kecil.

"Kita buat arus baru kemudian pemberdayaan ekonomi umat. Pemberdayaan ekonomi umat itu kita ingin basis-basis yang kita bangun di pesantren. Kalangan santri supaya santri mengambil peran berkontribusi. Santri itu banyaknya di lapis bawah," kata Kiai Ma'aruf sebagaimana dilansir dari Republika, Kamis (5/4).

Lantas, mengapa harus Koperasi? Karena sistem dan institusi Koperasi ini dinilai sangat cocok dengan keberagaman, budaya tolong menolong, serta saling menghargai sebagaimana karakteristik masyarakat Indonesia. Lebih dari itu, institusi ini juga sesuai dengan nilai nilai Pancasila.

Koperasi dapat menjadi wadah pemberdayaan, saling asah, asih, asuh sekaligus menjadi pemersatu dalam menghadapi persaingan bebas di tingkat nasional dan global.

Tak bisa dipungkiri bahwa pembentukan Koperasi sebagaimana di atas dipengaruhi oleh pemikiran ekonomi yang dianut oleh KH. Ma'ruf Amin. Dapat dikatakan bahwa pembangunan Koperasi tersebut adalah implementasi dari konsep 'Arus Baru Ekonomi Indonesia'.

Arus Baru Ekonomi adalah gagasan perekonomian yang diusung oleh KH. Ma'ruf Amin. Dalam terma konsep ini, pemberdayaan umat (atau rakyat) adalah poin kuncinya. Pembangunan harus dimulai dari bawah, dari rakyat, dan umat ditempatkan sebagai subyek pembangunan ekonomi itu sendiri.

Basis kritiknya terletak pada pola pembangun kita selama ini (baca arus lama) yang selalu dimulai dari atas ke bawah. Artinya, aktivitas ekonomi model ini akhirnya selalu melahirkan konglomerasi. Konglomerat itu semakin kaya, sedangkan rakyat tak bertambah kesejahteraannya.

Maka dari itu Arus Baru Ekonomi Indonesia berusaha membalik pola tersebut. Pembangunan ekonomi harus berawal dari masyarakat bawah, umat harus bangkit, dan menjadi pelaku utama kegiatan ekonomi di segala aspek. Untuk mewujudkan ini, pembangunan Koperasi adalah langkah awalnya.

Nantinya, Koperasi seperti KMSN itu tak hanya di satu titik saja. Tetapi harus menyebar ke seluruh penjuru tanah air. Jika Koperasi ini digerakkan di seluruh Indonesia, maka semua masyarakat bisa merasakan kebermanfaatnnya.

"Bukan hanya di Jawa tapi dimana-mana. Makanya namanya mitra santri nasional. Supaya jadi fasilitator menghubungkan kelompok-kelompok memperoleh akses memperoleh mitra dan memasarkan," ujar pesan Kiai Ma'ruf saat meluncurkan KMSN di Kuningan.

Selama ini, KH. Ma'ruf Amin memang dikenal sebagai ahli ekonomi syariah. Gelar Doktor Honoris Causa dan Professornya berkaitan dengan upaya membangun perekonomian umat melalui jalan syariah.

Menariknya, keilmuannya itu tak hanya disandang dalam gelar akademik saja, tetapi juga diterapkan untuk kemaslahatan umat dan rakyat. Inilah esensi dari nilai seorang ulama (atau mereka yang berilmu).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun