b. Training Development
Kegiatan Training & Development merupakan inti dari pelatihan itu sendiri. Need Assessment memberikan tujuan instruksional. Tujuan instruksional mengatakan apa yang seharusnya dilakukan oleh orang yang terlatih dengan baik. Training & Development menyediakan pengaturan dan aktivitas yang membuat peserta pelatihan mempelajari apa yang seharusnya mereka lakukan, dan jika program pelatihan berjalan dengan baik, pembelajaran akan dipertahankan di tempat kerja. Fase ini melibatkan pemilihan dan desain program instruksional dan pelatihan itu sendiri. Banyak pertanyaan yang harus dijawab dalam desain instruksi.
- Di mana instruksi akan dilakukan?
- Media apa yang akan digunakan?
- Siapa yang akan memberikan pelatihan?
- Instruksi apa yang sudah tersedia? Seberapa cocok itu? Seberapa mahal harganya?
- Berapa banyak waktu dan uang yang tersedia untuk pelatihan?
Keputusan tentang pelatihan dibuat dan pelatihan dikembangkan dengan satu atau lain cara. Seperti yang disebutkan sebelumnya, program pelatihan sangat bervariasi. Pengajaran tentang satu topik dapat dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, melalui interaksi dengan mesin seperti komputer atau simulator, dengan membaca buku atau bahan cetakan lainnya, melalui media lain (misalnya, televisi), dengan mengamati seorang pekerja menyelesaikan tugas atau praktik di tempat kerja (sebaiknya disertai dengan umpan balik yang tepat waktu), atau melalui beberapa kombinasi dari ini.
c. Evaluation
Mudah untuk mengatakan bahwa kami menyukai pelatihan yang efektif dan efisien. Lebih sulit untuk mengetahui bahwa kita memilikinya. Bagaimana kita bisa menunjukkan keefektifan pelatihan? Ini adalah pertanyaan evaluasi. Bagian dari jawaban atas pertanyaan semacam itu disediakan oleh tujuan instruksional. Tujuan harus memberikan pernyataan tentang hal-hal berikut:
- Konteks atau situasi stimulus.
- Persyaratan perilaku (apa yang dilakukan orang tersebut).
- Respon minimal yang bisa diterima.
Pelatihan harus melibatkan pengujian sehingga peserta pelatihan dapat mendemonstrasikan apa yang telah dipelajari. Jika ketegasan sedang dilatih, peserta pelatihan harus menunjukkan perilaku asertif dalam situasi sosial. Model evaluasi yang tercantum dalam fase training cycle ini meliputi individual difference, experimental, dan content. Masing-masing model ini menyediakan strategi pengumpulan data yang menghasilkan informasi tentang kualitas pelatihan.Â
Model individual difference melibatkan pengumpulan data tentang posisi relatif peserta pelatihan dalam pelatihan dan posisi relatif peserta pelatihan dalam kinerja pekerjaan dan menghubungkan data pelatihan dengan data kinerja pekerjaan.
Model experimental melibatkan penggunaan kelompok terlatih dan kontrol dan / atau desain pretest-posttest untuk menunjukkan efek pelatihan. Diharapkan bahwa tes pengetahuan yang diberikan di awal dan akhir pelatihan akan menunjukkan hasil. Kinerja pada tes untuk kelompok yang baru saja menerima pelatihan jenis baru dapat dibandingkan dengan kinerja kelompok yang menerima bentuk pelatihan lama (status quo) (atau tidak ada pelatihan). Dengan demikian, kita dapat melihat bagaimana pelatihan baru dibandingkan dengan metode sebelumnya.
Model content hanya mengharuskan pelatihan dihubungkan ke KSA yang ditemukan oleh analisis pekerjaan.
d. Training Goal
Karena pelatihan dikembangkan untuk mencapai tujuan organisasi, ada baiknya untuk memeriksa apakah pelatihan tersebut menghasilkan hasil yang diinginkan. Goldstein dan Ford (2002) menjelaskan empat tujuan pelatihan:
- Training validity.
- Transfer validity.
- Intra-organizational validity.
- Inter-organizational validity.