Mohon tunggu...
Amnan Alfasya IM
Amnan Alfasya IM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNISSULA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam, Antara Cita dan Fakta

7 Maret 2024   01:41 Diperbarui: 7 Maret 2024   01:41 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lihatlah para ulama terdahulu sejak usia kanak-kanak sudah menghafalkan al-Quran dan isinya 30 juz. Sehingga al-Quran menjadi darah dagingnya.

Sekarang, marilah kita memotret kualitas keislaman umat Islam sekarang, bukankah hari ini kita menyaksikan orang Islam belajar islam setelah pensiun.

Bagaimana mungkin agama yang mulia ini diperjuangkan dari sisa umur dan sisa tenaga?

Pandangan yang sangat ironis belakangan ini, bukankah masjid yang semula dibangun untuk meningkatkan kualitas taqwa (ussisa littaqwa) beralih fungsi menjadi ajang kampanye kepentingan golongan tertentu. Terasa, kurang sakral lagi sebagai media untuk tawajjuh, tabattul dan taqarrub ilallah.

Kita khawatir dengan peringatan Rasulullah SAW dalam salah satu sabdanya, masajiduhum 'amiratun faraghun minal huda (dilihat dari sisi bangunan masjid tersebut mentereng tapi kosong dari petunjuk). Kita tidak at home lagi untuk beribadah di dalamnya. Inilah tanda-tanda kiamat shughra.

Al-Quran Sebagai Manhaj

Jadi, al Quran diturunkan untuk diamalkan, bukan untuk menghiasi dinding-dinding tetapi untuk menghiasi kehidupan manusia secara lahir dan batin. Dengan mengamalkan isinya kehidupan manusia semakin hidup (yang bermakna), tidak sekedar hidup.

Al Quran diturunkan pula bukan untuk dibacakan kepada orang yang telah meninggal, tetapi meluruskan dan mencerahkan perjalanan kehidupan orang yang hidup. Al Quran diturunkan untuk mengatur manusia dan mengeluarkan mereka dari kegelapan ke arah cahaya. Akan tetapi sayang sekali kita sebagai umat Islam, bertolak belakang dengan al Quran.

Kita adalah ummat yang dibimbing dengan spirit Surat Asy-Syura (musyawarah), tetapi kita tidak pandai melakukan musyawarah. Kita adalah ummat yang memiliki surat Al Hadid, tetapi kita tidak pandai membuat industri besi. Kita ummat yang didorong dengan perintah iqra (bacalah), tetapi kenyataannya ummat kita adalah bangsa yang paling bodoh dan terbelakang dalam hal ilmu pengetahuan.

Kita adalah ummat yang diintrodusir untuk mengembara mencari ilmu, sekalipun ke negeri China, tetapi kita adalah ummat yang sempit pandangan dan miskin wawasan. Kita adalah ummat yang diperintahkan bertebaran di muka bumi untuk mencari karunia yang disimpan di perutnya, tetapi kita adalah ummat yang tidak pandai berniaga. 

Bahkan, kita terpuruk secara ekonomi. Kita dimotivasi untuk memiliki kekuatan, tetapi kita terbelakang secara militer pada saat dunia memamerkan kekuatan militernya. Jika demikian keadaannya, betapa rendahnya kedudukan al-Quran di dalam hati kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun