(4) urutan, aturan, atau giliran wicara (cara menyela secara benar),
(5) topik pembicaraan sesuai,
(6) alat atau saluran wicara yang digunakan (telepon, surat, telegram dan sebagainya mempunyai aturan tersendiri),
(7) norma atau sopan santun berbahasa yang berlaku di masyarakat bahasa yang bersangkutan, dan
(8) ragam bahasa yang tepat (resmi, santai, ilmiah, dan sebagainya).
Jika seseorang memahami dan mempertimbangkan hal-hal tersebut sebelum mengucapkan sesuatu, yakinlah respons negatif dari lawan bicara tidak akan muncul. Jika kita selisik di antara 8 pertimbangan di atas, kasus-kasus yang menyangkut etika berbahasa ini selalu muncul pada poin 7. Seorang penutur tidak mempertimbangkan norma atau sopan santun sehingga respons pendengar menjadi luar biasa.