Pembaca yang budiman, yakinkan pada diri kita bahwa dunia ini hanya sementara. Persinggahan. Layaknya persinggahan, berarti itu bukan tujuan. Mari muhasabah kehidupan dunia kita. Apakah kesibukan-kesibukan kita selama ini tidak melalaikan dari mengingat Sang Khalik.Â
Jika kita  seorang pedagang, misalnya, jangan sampai kita menjadi pedagang-pedagang yang ingin timbangan cukup ketika kita yang membeli, lalu mengurangi takaran jika bertindak sebagai penjual. Jika seorang pendidik, apalagi di masa pandemi, pastikan tugas-tugas pokok kita tetap tertunaikan. Pemerintah telah menetapkan pembelajaran dari rumah. Porsi waktu, muatan kurikulum, dan materi pun telah dikurangi.Â
Akan tetapi, laksanakanlah pembelajaran tersebut dengan segala keterbatasan yang ada. Jangan menyerah, tetapi menjadi pendidik yang begitu bersemangat menunggu awal bulan. Begitupun dengan pekerjaan-pekerjaan yang lain. Entah sebagai dokter, pemerintah, polisi, tentara, pastikan kita menghitung diri bahwa segala aktivitas keduniaan kita tidak menentang apa yang telah kita sepakati sebelum terlahir ke dunia ini.
3. Muhasabah Persiapan Keabadian
Pembaca yang budiman, kematian adalah sesuatu yang pasti. Tidak ada seorang hamba yang mampu memajukan atau memundurkan ajalnya. Semua telah tercatat ribuan tahun sebelum bumi diciptakan. Â Jangankan memundurkan, persoalan kapan, di mana, dan dengan bagaimana kita meninggal, tidak ada seorang hamba pun yang tahu. Kita sadar, yang perlu dimuhasabah bukan persoalan kapan dan di mana kita menemui ajal.Â
Akan tetapi, yang perlu dipersiapkan adalah bekal setelah kematian itu sendiri. Akankah kita termasuk orang-orang yang diperintahkan untuk masuk ke dalam surga melalui pintu dari mana saja yang kita sukai? Atau malah menjadi orang-orang yang diserahkan kitab dari samping kiri lalu diseret ke dalam neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu.
Pembaca yang budiman, mari saling mengingatkan. Di bulan Muharam ini, muhasabah diri kita masing-masing. Berbicara dengan hati yang tak pernah mau berbohong. Yakinkan diri kita, agama menjadi panduan hidup, jalani keduniaan dengan sadar bahwa ini bukan tujuan, lalu mari sibuk mempersiapkan bekal-bekal sebelum kematian sampai kepada diri masing-masing hamba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H