Mohon tunggu...
Suparmin
Suparmin Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik Tingkat SMA di Kabupaten Gowa, Sulsel

Tebarkanlah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lima Manfaat Covid-19 bagi Keluarga

27 April 2020   10:06 Diperbarui: 27 April 2020   10:14 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Salah satu aktivitas di rumah. Dokumen pribadi

Semua sudah tahu bahwa Covid-19 telah merumahkan kita lebih satu bulan. Selain merumahkan, pemerintah pusat dan daerah menerapkan berbagai macam strategi untuk memutus mata rantai penyebaran pandemi ini. 

Bahkan, hingga pemerintahan setingkat desa, RW, dan RT pun mengeluarkan berbagai macam aturan di daerah masing-masing. Ada daerah/kampung yang menutup total akses orang luar untuk masuk ke daerah mereka. Semua usaha tersebut akan berhasil jika dibarengi dengan tingkat kesadaran masyarakat. 

Jika tidak, semuanya hanya sebatas basa-basi belaka. Lalu, bagi sebagian kita yang taat dengan imbauan pemerintah, tinggal di rumah selama sebulan (hanya keluar jika ada kepentingan yang mendesak) bukanlah sesuatu yang mudah dan mengasyikkan bukan? 

Bergerak dalam lingkungan yang sangat kecil, bergaul dengan orang yang itu-itu saja, beraktivitas dengan sangat terbatas, serta berbagai macam keterbatasan lainnya. Akan tetapi, ternyata ada beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan jika mengikuti imbauan pemerintah terkait covid-19 ini. Yuk, kita bahas berikut ini.

1. Makan bersama

Sebelum covid-19 memaksa kita untuk beraktivitas di rumah, tidak semua dari kita yang memiliki kesibukan masing-masing bisa makan bersama dalam satu meja dengan keluarga pada setiap waktu makan. 

Waktu makan yang saya maksud secara normal yakni, sarapan pagi, makan siang, dan makan malam. Terkadang dalam kondisi normal hanya makan bersama di pagi hari atau malam hari saja. Atau paling tidak, kita bisa makan bersama pada hari libur saja.

Nah, masa pandemi covid-19 ini mengajarkan kita untuk makan bersama dengan keluarga dalam setiap waktu makan. Seru bukan? Selain seru, ternyata makan bersama bisa kita gunakan untuk berkomunikasi ringan. 

Mengenalkan kepada anak mengapa kita harus tinggal di rumah, apa cita-cita mereka, hingga mendengar cerita-cerita mereka tentang sekolah dan teman-temannya.

2.  Bekerja sama

Kita juga bisa merencanakan aktivitas di rumah dengan baik. Bagi keluarga seperti saya yang tidak memiliki pembantu, cobalah melibatkan seluruh anggota keluarga dalam pekerjaan harian di rumah. 

Mulai dari memasak, membersihkan rumah, memberi makan hewan peliharaan, menyiram bunga, hingga mencuci dan menjemur pakaian. Pekerjaan-pekerjaan rutun tersebut bisa kita bagi secara bergiliran. 

Misalnya hari ini ibu dan anak perempuan yang memasak, hari yang lain, cobalah serahkan persoalan dapur kepada ayah dan anak laki-laki. Begitupun dengan pekerjaan lainnya. 

Hal ini memiliki banyak manfaat. Selain menghilangkan kejenuhan dengan ritinitas yang menoton, juga bisa menanamkan karakter kerja sama, tanggung jawab, dan komunikatif kepada keluarga kita.

3.  Beribadah bersama

Beribadah pun saat ini harus dilakukan di rumah. Walaupun masih ada saudara-saudara kita yang tetap ngotot melakukan ibadah di masjid atau di tempat peribadatan agama lain. 

Sebenarnya, Pemerintah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), hingga majelis-majelis agama lain mengeluarkan surat edaran dan fatwa untuk beribadah di rumah. Keputusan ini pun didukung oleh mayoritas organisasi keagaaman di negara kita. Jika biasanya kita salat lima waktu di masjid (islam), kali ini aktivitas tersebut kita pindahkan ke rumah dengan tetap berjemaah. 

Nah, saatnya menanamkan nilai religious kepada keluarga kita masing-masing. Bagaimana bentuk aktivitasnya, penglaman keluarga kami, yang terdiri atas ayah, ibu, dua orang anak laki-laki, satu orang anak perempuan cukup sederhana. 

Semua waktu salat kita laksanakan secara berjemaah (walau terkadang offside di salat subuh. He..he..) ayah sudah pasti bertanggung jawab sebagai imam. 

Nah, dua anak laki-laki kita tugaskan untuk azandan iqamah secara bergantian. Anak perempuan, kami ajarkan bertanggung jawab menyiapakn sajadah. Setiap selesai waktu salat harus disertai dengan mengaji atau bincang-bincang masalah agama lainnya. 

Bahkan, waktu maghrib hingga isya tidak diselingi dengan aktivitas lain. Semua aktivitas yang dilakukan harus berkaitan dengan agama. Bukan main manfaatnya kan!

4. Berkebun

Menyiasati kejenuhan dengan aktivitas yang menoton, berkebun merupakan alternatif yang baik. Apalagi bagi kita yang memiliki lahan cukup luas. Lahan sempit pun sebenarnya dapat kita manfaatkan. Berkebun tidak mesti dimaknai dengan menanam sayuran, buah-buahan, atau yang lain. 

Bisa saja berkebun dilakukan dengan menanam bunga atau disiasati dengan melakukan perkebunan hydroponic. Anak-anak pasti menyukai kegiatan ini. 

Tapi ingat, hindari kata-kata jangan. "jangan pegang tanah, jangan ambil itu, kerjakan yang sana saja", atau ucapan lain yang membuat anak merasa tertekan. 

Di awal kegiatan berkebun, berikan tanggung jawab masing-masing sehingga kegiatan yang dilakukan terarah dan memiliki hasil. Bagi kita yang memiliki lahan cukup luas, gunakanlah kesempatan ini untuk menanam berbagai macam kebutihan rumah tangga. Misalnya saja, sayuran (tomat, Lombok, buncis, kangkung) atau tanaman obatherbal (jahe, kunyit, serei, temulawak).

5.  Kebersamaan lebih dari 24 jam

Manfaat yang terakhir Ini mungkin menjadi sesuatu sngat langka. Apalagi bagi keluarga yang memiliki aktivitas masing-masing. Keluarga di mana Ayah dan ibu sama-sama bekerja dan semua anak-anak sudah sekolah, kebersamaan ini menjadi sesuatu yang sangat wah.  

Bayangkan, jika biasanya pagi-pagi kita sudah berpisah dengan anggota keluarga lalu melaksanakan aktivitas masing-masing hingga sore atau bahkan malam, kali ini apa yang terjadi. Kita yang memilih untuk mengikuti imbauan pemerintah agar tetap berada di rumah bisa menghitung sendiri berapa jam kita  hidup dan berkomunikasi dengan anggota keluarga yang itu-itu saja. 

Anggota keluarga dalam rumah sendiri maksdunya. Wow, saatnya kita manfaatkan waktu ini dengan banyak komunikasi kepada semua anggota keluarga. Berdiskusi tentang masa depan, berbagi kisah mengharukan yang belum diketahui oleh keluarga lain, atau paling tidak mendiskusikan warna cat rumah yang akan segera diperbaharui menjelang lebaran sunyi nanti.

Yuk, tetap di rumah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun