Mohon tunggu...
Muhammad Nur Ammarullah
Muhammad Nur Ammarullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Taruna Akademi Angkatan Laut

Menulis seusai dengan pengalaman penulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Taruna Akademi TNI Angkatan Laut: Pilar Utama dalam Mengamankan Kedaulatan Maritim Indonesia dari Ancaman di Laut China Selatan

28 Mei 2024   06:30 Diperbarui: 28 Mei 2024   13:36 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Taruna AAL dalam Latihan Praktek Navigasi (Sumber: Instagram.com/akademi_angkatan_laut)

      Sebagai negara maritim yang memiliki lebih dari 17.000 pulau, Indonesia dihadapkan pada tantangan besar dalam menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah lautnya. Laut merupakan jalur transportasi vital, sumber daya alam yang kaya, serta arena strategis yang rentan terhadap berbagai ancaman. Untuk menghadapi berbagai tantangan ini, Indonesia diperkuat dengan armada Angkatan Lautnya yang Tangguh dan modern. Di tengah ketegangan yang meningkat di Laut China Selatan, peran Taruna Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) menjadi semakin penting bagi kedaulatan indonesia. Sebagai calon perwira yang sedang menjalani pendidikan dan pelatihan, mereka dipersiapkan untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada di laut, yang merupakan wilayah strategis bagi Indonesia. Peran mereka mencakup berbagai aspek, mulai dari pertahanan dan penegakan hukum hingga diplomasi dan pengembangan teknologi maritim.

      Laut China Selatan adalah salah satu wilayah maritim yang paling strategis dan diperebutkan di dunia. Indonesia, meskipun tidak terlibat langsung dalam sengketa utama, menghadapi berbagai ancaman di wilayah ini yang berpotensi mempengaruhi keamanan nasional dan stabilitas regional. Taruna AAL memiliki peran penting dalam mempersiapkan diri untuk mengatasi ancaman-ancaman ini melalui pendidikan dan pelatihan yang mereka terima. Ancaman yang mereka akan hadapi kedepannya antara lain klaim teritorial yang tumpang tindih, Illegal Unreported and Unregulated (IUU) Fishing, Kehadiran militer asing serta ancama Terorisme.

      Maka dari itu Taruna AAL dipersiapkan untuk terlibat dalam diplomasi militer dan kerjasama internasional. Mereka akan berpartisipasi dalam latihan gabungan dan operasi multilateral yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan maritim regional. Diplomasi maritim ini penting untuk membangun kepercayaan dan kerjasama dengan negara-negara tetangga dan mengurangi ketegangan di Laut China Selatan.

      Dalam esai ini, akan dianalisis mengenai peran taruna AAL sebagai garda depan dalam mengamankan wilayah maritim Indonesia dari ancaman di Laut China Selatan, serta pentingnya pendidikan yang mereka terima dalam membentuk perwira yang profesional dan berintegritas tinggi.

KEDAULATAN MARITIM INDONESIA

      Indonesia, dengan luas wilayah sekitar 7.81 juta kilometer persegi yang terdiri dari daratan dan lautan, adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Wilayah maritimnya yang luas meliputi tiga perairan utama: Samudra Hindia, Samudra Pasifik, dan Laut China Selatan. Dengan lebih dari 17.000 pulau yang tersebar di sepanjang khatulistiwa, Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia. Kedaulatan maritim Indonesia adalah aspek fundamental dari keamanan dan integritas teritorial negara ini. Kedaulatan maritim Indonesia didukung pula oleh United Nation Convention on the Law of the Sea (UNCLOS). UNCLOS menetapkan konsep Zona Teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), dan landas kontinen, yang memberikan landasan hukum bagi negara-negara untuk menetapkan batas-batas wilayah laut mereka. Indonesia menggunakan UNCLOS sebagai dasar untuk melindungi kedaulatannya di laut, termasuk melalui operasi penegakan hukum maritim oleh Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla) dan TNI Angkatan Laut.

NINE DASH LINE

      Konsep "sembilan garis terputus" atau "Nine-Dash Line" adalah klaim teritorial yang diajukan oleh Tiongkok atas sebagian besar Laut China Selatan. Ini adalah garis putus-putus yang menunjukkan wilayah yang diklaim oleh Tiongkok, melingkari sebagian besar Laut China Selatan, dan mencakup sejumlah pulau, karang, dan formasi geografis lainnya. Klaim sembilan garis Tiongkok telah ditolak oleh banyak negara dan lembaga internasional, termasuk pengadilan arbitrase di bawah UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea) yang menyatakan bahwa sembilan garis tersebut tidak memiliki dasar hukum yang sah. Klaim sembilan garis menciptakan ketidakpastian dan ancaman terhadap kedaulatan maritim negara-negara di Laut China Selatan, termasuk Indonesia. Hal ini memicu ketegangan dan perselisihan di kawasan tersebut.

WE CREATED A CONQUEROR 

 

      Pendidikan dan pelatihan Taruna Akademi TNI Angkatan Laut memainkan peran kunci dalam persiapan mereka untuk tugas menjaga kedaulatan maritim Indonesia, termasuk di Laut China Selatan. Taruna Angkatan Laut menerima pendidikan dalam etika militer, disiplin, dan kepemimpinan, yang mana Etika dan kepemimpinan yang kuat penting dalam menjaga integritas dan profesionalisme dalam menjalankan tugas-tugas mereka, serta memimpin pasukan mereka dengan efektif di bawah tekanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun