Mohon tunggu...
M Ammar Mahardika
M Ammar Mahardika Mohon Tunggu... Insinyur - Service Engineer PT ALTRAK 1978

Lahir di Jakarta 16 Agustus 1996, suka menulis. Akhir-akhir ini membuat prosa seperti puisi atau cerpen. Salam kenal! :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tinjau Album All Time Low "Last Young Renegade": Sebuah Transformasi Sempurna

10 Juni 2017   19:58 Diperbarui: 10 Juni 2017   20:33 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sebagai die-hard fan All Time Low semenjak pertama kali mendengar Weightless dan lagu-lagu yang mengelilingi mereka pertengahan 2009 lalu, album Last Young Renegade lumayan ditunggu, sebab masih ada pertanyaan apakah band asal Maryland, Amerika Serikat, ini masih layak diperbincangkan. Bagi kalian yang mengikuti kiprah band pop-punk ini sejak lama---khususnya masa The Party Sceneyang autentik atau So Wrong, It's Right yang tersohor---banyak peristiwa naik-turun yang mengiringi. Apalagi sejak mereka memutuskan untuk "mengeksplor diri mereka lebih luas lagi" dan (lumayan) mengganti beberapa detil bermusik mereka, banyak yang skeptis dan bahkan memprediksi umur mereka tidak lama lagi.

Namun orang-orang yang berpikiran seperti itu salah besar. Pencarian jati diri mereka, terhitung dari kelahiran album keren Nothing Personaltahun 2009, resmi selesai ketika All Time Low memerkenalkan album ini lewat singleDirty Laundry (17/2) lalu. Pertama kali saya mendengarnya, saya seperti, "Yah, bukan punk-rock lagi, ya," seperti kalian mengharapkan New Found Glory atau Yellowcard kalau merilis album; tapi kali ini saya merasakan beat electro-punk yang stabil, dengan lirik yang memang dipersiapkan sungguh matang. Seperti penuturan Alex pada wawancara dengan Altpress saat launching, Last Young Renegade adalah penggambaran All Time Low paling tulus, karena kebanyakan mereka menulis tentang diri mereka sendiri---tidak menggambarkan orang lain. Pula, Dirty Laundry adalah lagu favorit Alex sebab ini salah satu curhatannya yaitu setiap orang bisa berubah; kita harus bisa menerimanya, tak peduli apa masa lalunya. Lalu kita disuguhkan dengan self-titled single, Last Young Renegade serta Life of the Party. Kedua lagu ini tak jauh berbeda dengan penuturan sebelumnya, menggambarkan seberapa berat dan hebat proses yang harus dilalui All Time Low agar menjadi sekarang. Sangat brilian.

Hal yang paling mencolok dari album ini adalah Alex dkk. memberikan nuansa banyak genre, seperti RnB atau EDM tetapi tidak cheesy, contohnya Drugs & Candy dan Ground Control, dan mereka menampilkan duo electro-pop Tegan and Sara. Omong-omong soal perubahan genre, hal ini tak lepas dari perubahan drastis Rian Dawson. Dia mencoba mengeksplorasi kreatifitas dirinya dengan banyak (sekali!) memasukkan unsur drum pad di album ini (Dirty Laundry, Life of the Party, Afterglow, Nightmares)---saking senang dengan "mainan baru"-nya ini, Rian sekarang sering livedengan alat musik ini. Sayangnya, kekurangannya menurut saya hanya terjadi segmentasi yang cukup jauh dari bagian setengah pertama album ini dengan setengah keduanya (dibatasi oleh lagu Life of the Party) sehingga kisah yang ingin digambarkan di album ini tidak berunut---walaupun penggambaran-penggambaran kasar ini memang ciri khas All Time Low.

Terlepas dari kita yang kangen dengan gaya pop-punk lama All Time Low atau tidak, kita harus akui bahwa Last Young Renegade jelas di atas ekspektasi kita. Album ini cukup bagus untuk penggemar lama mereka dan sangat bagus untuk mereka yang pertama kali mendengar band ini. Namun, saya mencium gelagat yang lain dari munculnya album ke-7 dalam sepuluh tahun mereka berkecimpung di scene punk ini: mereka ingin lebih. Lebih dari sekadar pengakuan bahwa mereka sekarang adalah influence band pop-punk dewasa ini, seperti the Vamps atau 5 Second of Summer. Lebih dari sekadar bukti bahwa mereka adalah band besar yang bisa seintens itu berkarya (7 album dan 6 EP dari band yang anggota band-nya bahkan baru menginjak kepala tiga tahun ini!). Mereka mengincar penghargaan. Makanya---ini hanya analisis saya---mereka lepas dari bayang-bayang Hopeless Record (walau pernah sekali mereka ke Interscope pada album "flop" mereka Dirty Work) menuju Fueled By Ramen, perusahaan rekaman yang menaungi peraih banyak penghargaan seperti Paramore dan Twenty One Pilots dengan Grammy-nya, atau Panic! at the Disco.

All Time Low memang tidak sehebat Fall Out Boy yang Folie a Deux-nya langsung sukses---butuh delapan tahun semenjak album tersukses mereka Nothing Personal untuk mencapai Last Young Renegade---tapi ini adalah transformasi sempurna mereka, yang kita tunggu-tunggu sejak lama.*  

Referensi:

https://www.pastemagazine.com/articles/2017/05/all-time-low-last-young-renegade-review.html

http://www.altpress.com/news/entry/all_time_low_announce_new_album_last_young_renegade

https://yp.scmp.com/entertainment/music/article/106449/all-time-lows-new-album-last-young-renegade-hardly-their-all-time

http://www.aceshowbiz.com/celebrity/all_time_low/awards.html

http://www.fueledbyramen.com/artists

http://alltimelow.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun