Mohon tunggu...
M Ammar Mahardika
M Ammar Mahardika Mohon Tunggu... Insinyur - Service Engineer PT ALTRAK 1978

Lahir di Jakarta 16 Agustus 1996, suka menulis. Akhir-akhir ini membuat prosa seperti puisi atau cerpen. Salam kenal! :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Surah Intisari

8 Januari 2016   23:21 Diperbarui: 8 Januari 2016   23:26 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

1.

Aku berlindung kepada-Mu

dari godaan syaitan yang terkutuk

yang membuat kedua jariku

masuk di antara sela …mu

 

2. 

Yang titik-titik itu, jelas,

kehidupanmu

bukan yang lain

 

Sekarang pertanyaannya

Apakah kau bahagia?

Ataukah kau sengsara?

dengan pelbagai liukan

kedua jariku di antar sela …mu

 

3.

Kamu yang meringis

tiada arti

kecuali air matamu

yang meneteskan penghidupan

bukan dari darah yang berubah air susu

bukan dari air yang menjelma segumpal darah

 

4.

Karena yang masuk

ke dalam tubuhmu

hanyalah kedua jariku

bukan yang lain;

bukan setetes ikatan

yang dirangkum dengan lidah di bibir

atau lidah di bagian tubuhmu yang lain

 

5.

Kini kau telah sadar

kedua jariku hanyalah penyesalan

sela-sela …mu hanyalah sia

di surau ciptaan petani ringkih

yang membacok padi

dengan tangan peluhnya sendiri

 

6.

Lalu kita mau apa sekarang?—

tiba-tiba kita ada di ruang tamu

rumah sederhanamu

yang semua kamar mandinya

ada di dalam kamar:

kamarmu,

kamar papamu, dan

kamar pembantumu

 

7.

Ah, payah, cuma sejam

terus kau mau apa lagi?

terus aku harus bagaimana lagi?

agar Dia memberkati kita

di surau kesayangan kita

tempat dua salah, tiada yang benar

 

8.

Dan akhirnya aku mengucap qabul

setelah penghulu bayaran itu

menghajarku dengan ijab

 

Di mana, sih, esensinya?

ketika komitmen mengikat

hanya karena tetek-bengek

dua jari dan sela-sela?*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun