Mohon tunggu...
Ammar Kanz
Ammar Kanz Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film Pendek Indonesia: Sepi Penonton di Dalam Negeri, Ramai Bersaing di Kancah Internasional

4 Februari 2016   22:30 Diperbarui: 4 Februari 2016   22:48 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

 

 

Minat menonton film karya anak bangsa memang masih sangat minim di Indonesia. Fakta tersebut dapat kita lihat dari jumlah masyarakat Indonesia yang menonton film dalam negeri di Bioskop. Menurut Data tahun 2013 yang disampaikan oleh Nurwan Hadiyono, Kepala Subdirektorat Produksi Film, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, jumlah penonton bioskop yang menyaksikan film Indonesia berjumlah sekitar 15,5 juta jiwa, angka ini hanya mencapai sekitar 7% dari total penduduk di Indonesia yang berjumlah sekitar 240 juta jiwa. Padahal, adanya 676 layar bioskop di Indonesia seharusnya dapat memajukan perfilman Indonesia itu sendiri.

 

Keadaan tersebut tidak hanya terjadi pada film layar lebar Indonesia, tetapi juga pada film pendeknya. Padahal, tidak sedikit film pendek karya anak bangsa yang berhasil memenangkan berbagai festival film di luar negeri. Sebagai contoh, kita bisa melihat perbandingan antara film pendek Indonesia berjudul "Voila!" dengan "Love Field", sebuah film pendek garapan sutradara Mathieu Ratthe yang mendapatkan penghargaan di Tremblant film festival. Kedua film ini sama-sama diunggah di Youtube, namun jumlah viewers yang menonton "Voila!" hanya mencapai 17.732 penonton pada bulan Februari 2016, sedangkan "Love Field" mencapai 1.298.895 penonton di periode yang sama. Hal tersebut sangat ironis, mengingat fakta bahwa film "Voila!" juga berhasil menjadi Official Selection di CHINH India Kids film festival, Official Selection Queen City Film Festival QCFF 2015 di Amerika, Official Selection Blackbird film festival 2015 di New York, dan masih banyak lagi.

 

Lalu, film pendek Indonesia apalagi yang berhasil mendapatkan berbagai penghargaan di festival film luar negeri? Berikut ini beberapa film di antaranya!

 

1. Voila!

https://youtu.be/cAOuxG2FnUY

 

Sutradara: Andre Sascha Makasombo

Film ini awalnya hanyalah sebuah karya film pendek dari tugas penyutradaraan di Fakultas Film dan Televisi (FFTV) Institut Kesenian Jakarta. Namun, akhirnya film ini diikut-sertakan di berbagai festival film dalam dan luar negeri. Cerita dalam film ini mengisahkan tentang seorang ayah dengan topi ajaibnya yang bisa memunculkan semua keinginan anaknya. Pada suatu hari, terungkaplah rahasia di balik topi tersebut, dan tiba giliran sang anak untuk memunculkan keinginan ayahnya.

 

 

 

2. Bermula dari A

 

Sutradara: BW Purba Negara

Bermula dari A merupakan karya garapan anak bangsa yang sudah cukup lama mengudara di berbagai festival. Film asal Yogyakarta ini menampilkan sebuah kisah cinta yang dilematis antara seorang wanita tuna netra dengan lelaki tuna netra, dan tuna rungu. Film ini tidak hanya menampilkan konflik drama percintaan pada umumnya, tetapi juga memiliki makna yang tersirat untuk menjadi pelajaran bagi setiap manusia. Bermula dari A berhasil meraih beberapa penghargaan di luar negeri, diantaranya yaitu Official Selection Clermont-Ferrand International Short Film Festival di Perancis, Best Film di Hanoi, dan Best Film di  Vladivostok International Film Festival 2012.

 

3. Halaman Belakang

https://youtu.be/CXrgrVs79Pw

Sutradara: Yusuf Radjamuda

Setiap anak pasti senang bermain. Kesenangan itulah yang menjadi sebuah plot cerita dari film pendek produksi tahun 2013 ini. Melalui sebuah permasalahan perkotaan dan sosial di daerahnya, film ini menunjukkan bagaimana cara seorang anak membiasakan dirinya untuk tetap bermain. Film ini telah bersaing di Dubai International Film Festival, Tissa International Film Festival di Morocco, Vladivostok International Film Festival, dan Hanoi International Film Festival.

 

4. Maryam

https://youtu.be/IPOWGrKUJrU

Sutradara: Sidi Saleh

Film karya Sidi Saleh yang meraih penghargaan Best Movie di Venice Film Festival ini secara garis besar menceritakan tentang sudut pandang dua agama yang berbeda. Meskipun inspirasi film ini datang dari kitab suci dua agama yang berbeda, namun film ini sangat mengajari soal menghargai sebuah perbedaan.

 

Selain beberapa karya tersebut, masih banyak film-film pendek karya anak bangsa lainnya yang juga ramai berkompetisi di berbagai negeri. Sayangnya, hal ini tidak didukung oleh wadah yang dapat menampilkan film-film tersebut, serta tidak diramaikan oleh masyarakat sebagai objek yang dapat mengapresiasi para sineas. Sebaiknya, pihak-pihak terkait dapat lebih mendukung kemajuan dan keberadaan film layar lebar maupun film pendek Indonesia. Tentunya, hal tersebut juga harus disertai oleh karya film dengan kualitas yang baik dari para pembuat film, bukan karya yang hanya mengeksploitasi wanita melalui unsur seksual ataupun membodohi masyarakat dengan unsur-unsur mistis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun