Meskipun sulit, mereka yang berada dalam kondisi ini selalu mencari makna di balik setiap langkah. Viktor Frankl, seorang psikolog eksistensial, mengatakan bahwa manusia dapat menemukan tujuan bahkan di tengah penderitaan. Begitu pula dengan mahasiswa yang berjuang sendiri. Mereka melihat pendidikan bukan sekadar alat untuk meraih gelar, tetapi sebagai jembatan untuk masa depan yang lebih baik.
Harapan untuk Perubahan
Tulisan ini bukan untuk menghakimi, melainkan untuk membuka mata dan hati. Bahwa tidak semua mahasiswa memiliki kemewahan yang sama. Ada mereka yang berjalan tertatih di belakang, mencoba mengejar impian dengan langkah yang berat. Apa yang bisa kita lakukan? Menjadi teman yang peduli, sistem yang inklusif, dan masyarakat yang lebih empatik adalah langkah awal.
Tidak semua mahasiswa punya kesempatan yang sama. Namun, mereka yang terpaksa berjuang sendiri adalah bukti bahwa tekad manusia mampu melampaui keterbatasan. Di balik setiap senyuman mereka, ada cerita perjuangan yang pantas dihargai dan didukung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H