Mohon tunggu...
Ammar Kadafi
Ammar Kadafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Aktif di beberapa pers kampus

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN 100 Sata Shakti: Kenangan Indah yang Akan Selalu Ada

4 Oktober 2023   15:49 Diperbarui: 4 Oktober 2023   15:51 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama saat Jelajah Agama (Hindu Sikh) di Desa Pabuaran. dokpri

Di sebuah desa kecil yang terletak di perbatasan Kota Bogor dan Tangerang Selatan, terlihat beberapa mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN), salah satunya bernama Ammar Kadafi. Ammar adalah seorang mahasiswa semester 6 jurusan Komunikasi Penyiaran Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia bersama 24 mahasiswa lainnya mendapat tugas untuk melakukan pengabdian di desa Pabuaran yang terkenal dengan "Kampung Moderasi Beragama" tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2023.

"Kelompok KKN 100 Sata Shakti" adalah sebutan bagi mereka yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswa ambis dari berbagai jurusan yang ada di UIN Jakarta. Bukan tanpa sebab kata "ambis" diberikan, melainkan mereka adalah penerima Beasiswa KIP Kuliah UIN Jakarta yang terbiasa dengan target dan tujuan yang harus tercapai setiap semesternya. Walaupun semuanya bukan penerima beasiswa KIP Kuliah. Namun, mereka memiliki semangat yang sama bahkan lebih dari teman-teman yang lain.

Awalnya, Ammar merasa cemas dan ragu apakah ia bisa menghadapi tantangan ini. Terlebih lagi kelompok KKN Tahun lalu (KKN 99 Moderasi) merupakan kelompok KKN terbaik di UIN Jakarta. Hal itu menjadi motivasi sekaligus beban berat yang harus ia hadapi sebagai ketua kelompok KKN 100 Sata Shakti. Desa Pabuaran sendiri merupakan miniatur agama yang ada di Indonesia. Mulai dari Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu hidup berdampingan disana. 

Tugas utama yang harus ia hadapi adalah "bagaimana caranya  menumbuhkan semangat anak-anak untuk terus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi". Sehingga hampir tiap hari, ia dan mahasiswa lainnya melakukan kegiatan mengajar di sekolah selama lebih 2 minggu dari 4 minggu waktu KKN. Di hari terakhir kegiatan mengajar di sekolah menjadi bukti bahwa mereka bisa memberi kenyaman dengan metode belajar yang bervariasi. Sedih dan suara tangis anak-anak SD tak bisa lagi dihindari. Dan pada akhirnya "setiap ada pertemuan akan ada perpisahan. Siap atau tidak kita menghadapinya." Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang mereka rasakan. 

Sebagai ketua kelompok, Ammar selalu dihadapkan dengan  berbagai pilihan yang harus ia tentukan. Tak jarang pilihan itu harus mendapat penolakan dari teman-teman lainnya. Namun ia selalu berpegang pada prinsip "Tanyakan semua bidang tentang hal yang harus dibantu dan bantu semaksimal mungkin." Kadang kesibukannya membantu salah satu bidang menjadi bahan candaan saat evaluasi bersama. Namun dari pengalaman itu bisa diambil kesimpulan "Pilihanmu tidak akan bisa menyenangkan orang lain, namun kamu bisa memilih mana yg paling baik karena setiap pilihan ada konsekuensi yang harus diterima."

Briefing dan evaluasi setiap malam menjadi rutinitas yang tidak bisa dilewatkan. Setelah lelah melewati kegiatan di siang harinya ingin rasanya cepat bertemu dengan hangatnya tempat tidur, namun keinginan itu harus ditunda untuk mendapatkan hasil maksimal dari pengabdian dan menghindari kesalahan yang sama terulang kembali. Wajah-wajah serius akan terlihat ketika membahas kekurangan dari kegiatan yang telah dilalui  dan tak lupa apresiasi untuk mereka yang telah berjuang melakukan yang terbaik. Canda tawa menjadi obat paling ampuh yang bisa dilakukan untuk menghilangkan rasa lelah dari kesibukan setiap harinya.

Makan bersama diatas kertas nasi menjadi pemandangan indah setiap harinya. Ketika ada panggilan untuk makan, semuanya akan berkumpul di ruang tengah. Makan sambil bercerita menjadi kenangan indah yang tidak akan pernah dilupakan sampai kapanpun.

Berbagai Program Kegiatan ia lalui selama lebih satu bulan. Mulai dari Jelajah agama yang menjadi target utama KKN 100 Sata Shakti untuk mengetahui seperti apa kerukunan umat beragama di desa Pabuaran. Cek kesehatan gratis yang bekerjasama dengan Imani Care. Renovasi Musholla agar nyaman digunakan selama beribadah serta meramaikannya setiap hari. Pengadaan tong sampah yang kami buat langsung dari Tong bekas dan kami tempatkan di berbagai titik yang sering dikunjungi masyarakat dan minim tempat sampah. Mengajari anak-anak membaca Al-Qur'an di dua TPA setiap sore. Peringatan 1 dan 10 Muharram yang diisi dengan perlombaan seni islami. Pembagian 100 Mushaf Al-Qur'an. Perlombaan dalam rangka memperingati 17 Agustus 2023. Revitalisasi danau Cisawang yang merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Kecamatan Gunung Sindur. Dan masih banyak kegiatan lainnya yang kami lakukan. Memberi manfaat dan membawa perubahan baik di desa Pabuaran adalah impian dan harapan Kelompok KKN 100 Sata Shakti.

Foto Bersama saat Jelajah Agama (Hindu Sikh) di Desa Pabuaran. dokpri
Foto Bersama saat Jelajah Agama (Hindu Sikh) di Desa Pabuaran. dokpri

Tepat pada tanggal 25 Agustus 2023, hari yang awalnya kami nanti-nantikan berubah menjadi kesedihan. Pada hari itu, kami akan kembali ke rumah masing-masing sebagai akhir dari pertemuan dan bukti bahwa kami telah menyelesaikan tugas untuk mengabdi. Ketika suara Mobil Tronton terdengar, rasa sedih kembali hadir dan tanpa sadar air mata perlahan jatuh. Tempat yang telah menemani kami lebih dari 1 bulan harus kami tinggalkan dengan berbagai kenangannya. Kamar mandi yang harus bergantian, listrik yang sering mati tanpa alasan sampai mandi di Masjid sekitar Pabuaran menjadi kenangan yang tidak akan pernah dilupakan.

Suara tangis anak-anak yang telah menemani kami selama KKN terus terdengar dengan ungkapannya "jangan pulang dulu kak..., kami masih butuh kalian disini.., bisa gak pulangnya nanti aja." Pertanyaan yang tidak bisa kami jawab, rasa sedih karena berpisah juga ada di hati. Namun apa yang bisa dilakukan, kami hanya bisa berharap semoga kehadiran kami selama 1 bulan bisa menambah semangat mereka untuk terus melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. "Bukan perpisahan yang ku tangisi tapi indahnya kenangan yang mengguncangkan hatiku" pepatah yang kembali teringat saat itu.

Foto Bersama Setelah Pengajian 1 Muharram sekaligus pembagian sembako di SDN Kenanga Pabuaran. dokpri
Foto Bersama Setelah Pengajian 1 Muharram sekaligus pembagian sembako di SDN Kenanga Pabuaran. dokpri

Kisah Ammar bersama KKN 100 Sata Shakti adalah bukti bahwa kuliah bukan hanya tentang mencari nilai atau mencapai gelar, tetapi juga tentang membawa perubahan nyata dalam dunia. Dengan tekad, semangat, dan kerja keras, kita semua memiliki kemampuan untuk membantu membangun masa depan yang lebih baik bagi mereka yang membutuhkannya. mereka mengajarkan kepada kita bahwa impian besar bisa diwujudkan dengan tindakan nyata, dan setiap orang memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun