Oleh: Ammar Azzam Basysyar
Abdullah Ibnu Mas”ud ra, berkata “ Siapa saja yang mencari teladan, teladanilah para sahabat Rasulullah Saw”
Yang dimaksud dengan istilah “sahabat Nabi” adalah “Orang yang melihat Rasulullah Saw dalam keadaan Islam, yang meriwayatkan sabda Nabi. Meskipun ia bertemu Rasulullah tidak dalam tempo yang lama, atau Rasulullah belum pernah melihat ia sama sekali”. Abu Zur’ah Ar Razi menjelaskan, Jumlah sahabat saat Rasulullah wafat, adalah 114.000 orang sahabat Nabi.
Oleh karena itulah, seorang sahabat Nabi, Abdullah Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata:
من كانَ منكم مُتأسياً فليتأسَّ بأصحابِ رسول ِاللهِ صلى اللهُ عليهِ وسلمَ, فإنهم كانوا أبرَّ هذهِ الأمةِ قلوباً وأعمقـُها عِلماً، وأقلـُّهَا تكلـُّفَا، وأقومُها هَديَا، وأحسنـُها حالاً، اختارَهُمُ اللهُ لِصُحبةِ نبيِّهِ صلى اللهُ عليهِ وسلمَ وإقامَةِ دينِهِ، فاعرفوا لهم فضلـَهُم، واتـَّبـِعُوهم في آثارِهِم، فإنهم كانوا على الهُدى المُستقيم
“Siapa saja yang mencari teladan, teladanilah para sahabat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Karena merekalah orang yang paling baik hatinya diantara umat ini, paling mendalam ilmu agamanya, umat yang paling sedikit dalam berlebihan-lebihan, paling lurus bimbingannya, paling baik keadaannya. Allah telah memilih mereka untuk mendampingi Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan menegakkan agama-Nya. Kenalilah keutamaan mereka, dan ikutilah jalan mereka. Karena mereka semua berada pada shiratal mustaqim (jalan yang lurus)”
Para sahabat Nabi adalah manusia-manusia mulia. Keutamaan mereka sebagamana Ibnu Katsir menjelaskan “Menurut keyakinan Ahlussunnah Wal Jama’ah, seluruh para sahabat itu orang yang adil. Karena Allah Swt telah memuji mereka dalam Al Qur’an. Juga dikarenakan banyaknya pujian seperti dalam hadits-hadits Nabi Saw terhadap seluruh akhlak dan amal perbuatan mereka. Juga dikarenakan apa yang telah mereka korbankan, baik berupa harta maupun nyawa, untuk membela Rasulullah Saw”. Sebagaimana firman Allah Swt.
وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَٰنٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى تَحْتَهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah .”( 9 : 100)
Rasulullah Saw memuji dan memuliakan para sahabatnya. Beliau bersabda:
“Kebaikan akan tetap ada selama diantara kalian ada orang yang pernah melihatku dan para sahabatku, dan orang yang pernah melihat para sahabatku (tabi’in) dan orang yang pernah melihat orang yang melihat sahabatku (tabi’ut tabi’in)”
Dakwah yang kita perjuangkan melalui kontestasi pilpres, pileg, pilgub, pilbup, pilwalkot merupakan wasilah yang kita jalani sebagai estafeta perjuangan dari zaman ke zaman, dari umat ke umat dan dari generasi ke genarasi. Tentunya kita butuh acuan, sebagai cermin dan motifasi dalam perjuangan.
Hal mendasar yang menjadi dapur dalam setiap perjuangan adalah pembinaan. Para sahabat begitu antusias dalam setiap mejlis mejlis Rasulullah Saw. Setiap mereka mendapatkan ilmu dari Rasulullah Saw mereka segera menyampaikannya kepada para sahabat yang lain. Hari ini kita mengenalnya dengan sanad hadits.
Hari ini kita berada dizaman dimana nilai perjuangannya sama, namun medannya berbeda. Kita berjuang melalui wasilah demokrasi (berpartai) demi memenangkan orang - orang pilihan yang kita usung, agar mereka berjuang, bertarung adu argumentasi, adu gagasan sehingga melahirkan undang -undang, perda- perda, keputusan kepetusan dan kebijakan kebijakan yang merupakan penjabaran dari pesan pesan Allah dan RasulNya yang tertuang dalam platform partai. Oleh karena itu menjadikan para sahabat sebagai teladan dalam beriman, mencintai Allah dan RasulNya, yang membenarkan, yang menolong Allah dan RasulNya adalah sebuah keniscayaan untuk menggapai pertolongan dan Ridho Allah dan RasulNya
Semoga kita termasuk kaum yang dirindukan oleh Rasul Saw sebagaimana gumamannya:
Dari Auf bin Malik berkata, Rasulullah Saw bersabda, suatu hari Rasulullah Saw bergumam, duhai sungguh aku rindu bertemu dengan ikhwanku. Abu Bakar dan Umar berkata, kamikah mereka itu ya Rasulullah? Kami telah beriman kepadamu, kami juga ikut hijrah bersamamu? Rasul Saw bersabda, bukan, kalian sahabatku akan tetapi saudaraku adalah orang yang dating setelah kalian. Mereka beriman kepaadaku, mencintaiku, menolongku dan membenarkan sebagaimana kalian. Padahal mereka tidak bertemu denganku. Duhai sungguh aku rindu bertemu dengan saudaraku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H