"Le, Bapak lebih baik ditinggal mati atau pergi daripada lihat kamu meninggalkan agama hanya karena perempuan. Kamu tak ajari ngaji, tak ajari sholat, tak ajari puasa, tak ajari nyuwun kepada Gusti Allah tapi kok seperti ini balasanmu. Bapak tidak menyangka bakal kalah sama Djenar yang cuma ngajari kamu cinta dan nafsu. Inget Le inget, Bapak dan Ibumu ini sudah tua, kamu kok ndak punya hati sama sekali."
"Halah terserah Bapak saja mau bilang apa. Yang penting besok aku sudah resmi pindah agama, hari kamisnya aku nikah. Bapak sama Ibu mau datang atau tidak Gumilar tidak peduli."
Itulah kalimat terakhir Gumilar yang dibarengi lemparan surat undangan pernikahannya. Putra bungsu yang menjadi harapan terakhir Anwar dan Rahayu nyatanya tetap memilih pergi bahkan lagi-lagi dengan cara berbeda.
...
Rahayu berjalan ke kamar merebahkan tubuh rentanya dibalik punggung Anwar, suami yang telah menemani serta ditemaninya selama tiga puluh tiga tahun. Diraihnya tubuh yang sama-sama renta itu. Air matanya luruh membasahi punggung Anwar. Diusapnya perlahan, Rahayu berkata lirih dibalik punggung suaminya.
"Sudah ya Pak, kita berdua saja. Biarkan anak-anak memilih kepergianya masing-masing. Kita juga bisa pergi dengan cara kita kan Pak. Berdua saja, sampai salah satu diantara kita saling tutup usia."
...
Gadis Pribumi | Temanggung, Selasa 15 September 2020
tayang di ulfiana910.medium.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H