Bapak Presiden, lanjutnya mengatakan bahwa Negara kita sedang darurat narkoba. Negara kita mengharapkan aset bangsa yang otaknya cerdas, fisiknya kuat dan mentalnya bagus. Akan tetapi, sebab narkoba itu semua menurun indikatornya," pungkasnya.
Lanjutnya, BNN ingin mengatakan, bahwa negara ini masih darurat narkoba. Bahkan dari hasil penelitian beberapa lembaga, angka prevalensi kita naik.
Bangsa kita ini dilihat sebagai pasar besar itu semua. Oleh karenanya, kami hadir di sini, mengingatkanadik-adik semua agar waspada, sebab mereka selalu mencari cara agar kita semua mengonsumsi narkoba.
Terkait kenaikan angka narkoba ini, pertumbuhannya di area-area kosong. Itu area-area yang jauh dari polisi atau lingkungan orang tua dan masyarakat. Misal di lingkungan vila, kos-kosan dan lain-lain. Kemudian pertumbuhan ini terjadi di daerah perkotaan.
Di balik itu semua BNN menggunakan 3 strategi. Pertama dengan sistem Hard Power. Misalnya penangkapan dsb. Kemudian ada Soft Power. Contohnya dengan ini smeinar sosialisasi. Kemarin juga sempet ada kegiatan seperti menari.
Nanti juga ada di Bandung ada kegiatan komunitas paduan suara, kemudian komunitas berpantun, tenis meja dan lain-lain. Ketiga dengan kegiatan Smart Power, yaitu lewat jaringan IT atau sosialisasi media sosial.
Itu semua Dasar Hukumnya adalah Inpress yang harus dilaksanakan oleh Kementrian-Lembaga untuk melakukan rencana aksi menindaklanjuti gerakan anti-narkoba. Mari kita smeua berperan untuk melawan bahaya narkoba.
"Untuk adik-adik semua juga diharapkan jika mengetahui di limgkungan kita ada orang terindikasi Narkoba, segera laporkan ke pihak kami. Agar segera bisa direhabilitasi Karena kami mendahulukan soft power dari Hard Power," jelas Ni Wayan.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI