Ditempat yang berbeda, Pengamat Kebijakan Publik Zaenal Abidin Rian menjelaskan bahwa nasionalisme adalah nilai.
Sehingga bentuknya bisa berubah. Karena saat ini nasionalisme itu tidak harus misalnya dengan perang dan seterusnya. Ekspresinya bisa berubah. Tetapi nilai-nilainya tetap masih sama, yaitu kecintaan terhadap negara.
"Jadi, nasionalisme itu tidak lahir dari ruang kosong, tetapi ia lahir dari ruang konteks tertentu," tutur Ketua Presidium Demokrasiana Institute di acara webinar HMPI Banten, Sabtu (18/12).
Lanjut, Zaenal, jika zaman dulu kita lihat banyak mahasiswa ketika mengekspresikan sikap kritisnya lewat demo, saat ini mereka bisa mengekpresikannya lewat medsos dan segera menjadi viral dan itu berdampak pada berubahnya kebijakan.
"Jadi, sebenarnya yang perlu kita buat adalah semakin mempekuat pandangan-pandangan kritis mereka agar terus menumpahkannya di media sosial. Sehingga lebih banyak lagi memiliki peran dalam perubahan sosial," kata Zaenal.
Lalu, yang paling penting adalah, kita harus bisa memandang nasionalisme menurut sudut pandang mereka sendiri.
"Jadi jika kita memaksakan definisi lama, sesuatu pandanagn kita dengan konteks ruang mereka, maka itu tidak adail dan kita tidak akan mendapatkan jawaban yang sebenarnya mengenai fenomena nasionalisme ini," pungkas Dosen Sosiologi Pendidikan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H