Mohon tunggu...
Amirullah
Amirullah Mohon Tunggu... Guru - Dikara Purnama Abadi - Pujangga Jalanan

Pengelana Kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Akhir

22 November 2023   21:33 Diperbarui: 22 November 2023   21:37 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

                                    AKHIR

  oleh AMIRULLAH | Bogor, September 2023

Kau adalah hari-hari yang angkuh

Yang gemuruh anginmu menakutkan bagi mimpi-mimpi

Kita bukan musim semi

Dan di gugur dedaunan, jejekmu memelik teguh

Lenganmu sebuah jembatan yang rapuh

Palungmu adalah sedalam-dalamnya jurang

Sampai aku tak terlihat lagi

Membusuk, menjadi bangkai yang hidup di dalammu

Rasamu adalah kelamnya pelangi

Di kemarau abadi, sesaat setelah hujan terakhir

Yang apapun tak akan mengganti

Lagi dan lagi, berhenti untukku

Sementara kenang menjelma tenggelamnya Matahari

Yang nanti di ribuan pagi masih akan ku temui

Perlahan membakar

Lalu berakhir di titik paling akhir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun