AKHIR
 oleh AMIRULLAH | Bogor, September 2023
Kau adalah hari-hari yang angkuh
Yang gemuruh anginmu menakutkan bagi mimpi-mimpi
Kita bukan musim semi
Dan di gugur dedaunan, jejekmu memelik teguh
Lenganmu sebuah jembatan yang rapuh
Palungmu adalah sedalam-dalamnya jurang
Sampai aku tak terlihat lagi
Membusuk, menjadi bangkai yang hidup di dalammu
Rasamu adalah kelamnya pelangi
Di kemarau abadi, sesaat setelah hujan terakhir
Yang apapun tak akan mengganti
Lagi dan lagi, berhenti untukku
Sementara kenang menjelma tenggelamnya Matahari
Yang nanti di ribuan pagi masih akan ku temui
Perlahan membakar
Lalu berakhir di titik paling akhir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H