Menurut Raharjo (2016), keberfungsian sosial seseorang dapat berkembang ketika memiliki kepuasan akan dirinya sendiri, puas ketika menjalankan berbagai peran dalam kehidupannya. Akibat dari konflik peran yang dialami oleh generasi sandwich, mereka tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, sehingga merasa tidak puas saat menjalani kehidupan pribadinya.
Kondisi tersebut membuat sandwich generation mengalami konflik peran yang berimplikasi pada kehidupan sosialnya. Konflik peran dapat diartikan gejala mental yang dialami seseorang sehingga menyebabkan ketidaknyamanan dalam bekerja dan dapat menurunkan motivasi kerja.Â
Sandwich generation menjalankan peran-peran dalam kehidupannya dengan melihat berbagai tanggungan terhadap anggota keluarga serta perbedaan generasi dan tanggung jawab yang dijalankan dalam waktu yang sama, baik saat bekerja ataupun memberikan pengasuhan kepada anggota keluarga. Tentunya hal ini dapat mempengaruhi keberfungsian sosial sandwich generation.Â
Peran ganda yang dijalankan oleh sandwich generation juga dapat berimplikasi pada penurunan kesehatan, peningkatan stres, dan ketidakmampuan untuk menemukan keseimbangan dalam hidupnya. Akibatnya, sandwich generation seringkali merasa lelah, mudah takut, kehilangan semangat atau motivasi kerja, hubungan sosial merenggang, serta permasalahan sosial lainnya.
Sandwich generation dapat terjadi pada keluarga yang kurang sejahtera. Maka diperlukan manajemen sumberdaya keluarga dan lingkungan yang baik sehingga pelaksanaan fungsi keluarga dapat berjalan dengan baik dan meminimalisir bahkan menghindari terjadinya konflik peran.
Hal ini karena manajemen sumberdaya keluarga dan lingkungan sangat berkaitan dengan kesejahteraan keluarga. Dengan manajemen sumberdaya keluarga dan lingkungan yang baik, maka keadaan keluarga pun akan sejahtera serta segala kebutuhan dapat terpenuhi.
Manajemen sumberdaya keluarga yang harus dilakukan adalah melakukan keseimbangan peran. Tiap anggota keluarga harus mengoptimalkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, tiap anggota keluarga juga harus menjalankan perannya masing-masing dengan baik. Dengan begitu, tiap anggota keluarga dapat bertanggung jawab atas dirinya sendiri sehingga tidak hanya menaruh beban pada salah satu anggota keluarga saja.
Sementara itu, manajemen sumberdaya lingkungan yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan sumberdaya yang tersedia yang disekitar lingkungan kita. Terdapat dua pendekatan yang  dapat diterapkan, yaitu  inside-out yang terfokus pada apa yang sudah dilakukan atau sumberdaya yang dimiliki dan mengusahakan untuk melakukan yang terbaik yang dapat dilakukan, serta outside-in yang terfokus dari analisis lingkungan eksternal sehingga muncul perencanaan untuk mengeksploitasi kesempatan-kesempatan dan meminimalisasi permasalahan yang terjadi.
Penulis: Cut Mikyal Annisanda (I2401211069), Dafina Nasywa Dianti (I2401211070), Fairuza Alyaa Wirdha (I2401211071), Azizah Inayah Daeng Mangali (I2401211072), Amirullah Adi Sasono (I2401211073)
Dosen Pengampu: Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, MSi. dan Irni Rahmayani Johan, SP., MM., PhD., Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia IPB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H