Nostalgia TPA Pakusari, Jember
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pakusari, disediakan sebagai penampungan akhir dari seluruh sampah yang ada di kabupaten Jember. Sampah-sampah dari 31 kecamatan, 22 kelurahan, dan 226 desa diharapkan bisa terkumpul semua di lokasi spesial ini bersama kawanan sampah yang lain.
Jadi, sampah yang bisa sampai di lokasi ini adalah sampah yang beruntung, bisa berkumpul dengan keluarganya. Saya masih bisa melihat sampah lain yang tercecer di trotoar jalan, di tepian sungai, di pantai, dan di tempat-tempat umum yang idealnya menjadi tempat steril sampah.
Salah satu keistimewaan tempat TPA Pakusari ini karena pernah diresmikan sebagai tempat wisata edukasi. Bulan Juli tahun 2018 saya beruntung bisa menikmati wisata di lokasi TPA. Berbeda dari yang saya bayangkan, TPA yang identik dengan tempat kotor, kumuh, jorok, sarang nyamuk, dan berbau menyengat, sangat jauh dari anggapan itu.
TPA Pakusari "kala itu" dirias apik sehingga berubah menjadi lokasi wisata yang indah penuh warna, edukatif, sejuk, instagenik, nyaman, dan tidak berbau.
Saya sangat menikmati sekali suasana di sana. Bagitu masuk lewat pintu utama, mata dimanjakan dengan pohon-pohon hijau yang tertata rapi, suasana sejuk meskipun Juli 2018 sudah masuk musim kemarau.
Seluruh bangunan dicat warna-warni, dihiasi dengan hiasan dari barang bekas, juga aneka lukisan serta tulisan yang mengajak untuk tidak buang sampah sembarangan dan sayang lingkungan.
Pengunjung sudah ramai katika saya masuk. Tampak mereka sedang asik berfoto, ngobrol, bermain di zona pasif, bersantai di kafe sampah, dan belajar pengelolaan sampah. Pengelola TPA menjelaskan bahwa pengunjung tidak hanya berasal dari daerah Jember saja.
Rombongan dari luar daerah pun banyak yang datang. Motifnya berbeda-beda: karena penasaran melihat viralnya pemberitaan TPA Pakusari; berlibur; dan ada yang memang ingin belajar pegelolaan sampah secara benar.