Mohon tunggu...
AMIR EL HUDA
AMIR EL HUDA Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Laki-laki biasa (saja)

Media: 1. Email: bangamir685@gmail.com 2. Fb: Amir El Huda 3. Youtube: s https://www.youtube.com/channel/UCOtz3_2NuSgtcfAMuyyWmuA 4. Ig: @amirelhuda

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Islam Nusantara, Pakaian Nusantara, dan Bra Nusantara

11 Juli 2018   22:42 Diperbarui: 11 Juli 2018   23:11 1141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source : http://www.ahlulbaitindonesia.or.id

 Kegagalan memahami Islam Nusantara diawali dengan membenturkan  antara budaya lokal dengan agama Islam. Budaya  dianggap sebagai lawan dari Islam, dan Islam ada untuk menghapus budaya. Padahal nilai-nilai keislaman selalu ada di mana saja, bahkan dalam hati orang yang tidak  beragama.

Kalau boleh saya sederhanakan, Islam Nusantara adalah  pakaian yang dianggap cocok dan nyaman dipakai  oleh muslim di  nusantara. Pakaian yang tidak hanya melindungi diri dari terik, menjaga  suhu badan tetap normal, dan meningkatkan nilai estetika, namun juga  untuk bergaul, bersilaturahmi dengan sesamanya, juga mempertahankan  warisan tradisi dan budaya bersejarah dari leluhurnya.

Kalau  boleh lebih saya sederhanakan lagi, Islam Nusantara adalah Bra yang  rata-rata banyak dipakai oleh wanita Indonesia, yang tentunya akan  berbeda dengan bra yang biasa dipakai oleh wanita Inggris dan Kroasia. 

Selain karena ukuran rata-rata payudaranya berbeda, juga terkait dengan  perbedaan aktivitas keseharian,  suhu rata-rata harian, dan kebiasaan  bra yang sering digunakan, yang pada intinya berkaitan dengan  keindahan  bentuk dan kenyamanan. Betapa kasihannya kalau Christina Hendricks dan  Fanny Valette dipaksa menggunakan bra milik Ayu Ting Ting, selain  menyiksa dan menyakitkan karena ukurannya kekecilan, juga mengurangi   keindahan.

Pakaian itu penting, namun  tubuh yang lebih penting.  Bra itu penting, namun  payudara jauh lebih penting. Pakailah pakaian  dan bra yang Pas. Pakaian yang pas, akan memberi kenyamanan pada badan,  dan membuatmu terlihat umum dalam pergaulan. Muhammad SAW adalah manusia  yang cara berpakaiannya umum dengan masyarakatnya kala itu.

 Bra yang pas, akan memberi rasa nyaman pada pemakainya, dan bahkan memberi  kesempatan pada payudara untuk sehat dan  terus berkembang.

Islam Nusantara. Istilah ini  kembali digaungkan sebagai pengingat dan  ajakan. Mengingatkan muslim di nusantara bahwa para da'i dan muballigh tempo dulu  menjadikan budaya sebagai alat dakwah, dan lem perekat  antara manusia dengan agama, bukan sebagai sekat penghambat yang harus diluluh-lantakkan, dan dibumi hanguskan. Mengajak masyarakat untuk  menjaga dan mempertahankan tradisi dan budaya yang tidak bertentangan dengan Islam. 

Islam Nusantara bukan Islam baru, namun "baju dan  pakaian" yang dianggap cocok untuk bermuamalah dengan manusia di  sekitarnya, berhablun minallah dan berhablun minannas sekaligus menjaga  tradisi yang baik. Islam Nusantara bukan syariat, bukan ibadah mahdoh. Kalau menganggap Islam Nusantara akan berhaji di Monas, sholat berbahasa Jawa, dan adzan subuh dengan lagu lingsir wengi, berarti tidak bisa membedakan antara pakaian dan daging, antara bra dan payudara. Islam  nusantara boleh dipakai, tidak pun tidak mengapa.

Kalau tidak mau pakai "Baju" Islam Nusantara, masih ada opsi Islam Liberal; Islam berkemajuan; Islam Terpadu; Islam Moderat, dan  "baju" Islam yang  lainnya. Kalau  mau menggunakan yang tanpa merk-pun tidak apa-apa, yang  penting masih ber-Islam. 

 Kalau tidak nyaman pakai bra merk La  Senza, masih ada bra merk La Perla, Pierre Cardin, Wacoal, dan Sorella,  yang mungkin cocok dan nyaman buat anda. Kalaupun anda lebih nyaman  tidak memakai bra, ya itu hak anda. Asalkan "itu-nya" anda merasa  nyaman, saya yang  melihatnya pun akan merasa senang. hehehe

 Jember, 11 Juli 2018

Tulisan ini sudah saya posting di FB dengan link: https://www.facebook.com/sirahmadbin.alasyari/posts/1569257996519003

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun