Jangan dilupa pula ketika jaryu sobah melewati desa dan sawah-sawah sambil mencuri lirik ke gadis-gadis cantik yang melintas menuju sekolahnya. Saat itu bukan suara sapa yang keluar, namun angin mendesis pelan namun panjang  yang keluar di antara dua bibir, "ssssssssss", persis seperti ular kobra santun yang malu-malu mematuk mangsanya. Begitulah santri , meski normal dan manusiawi masihlah tetap dalam rambu-rambu ilahi. Jika setiap tahun gontor melahirkan 2000 alumni maka bisa dipastikan setiap tahun akan muncul lebih dari 2000 cerita yang berbeda.
Dari fenomena ini bisa ditarik kesimpulan sementara bahwa ternyata aksi bela kyai dan ulama tidak melulu harus dengan uplod photo membawa golok ataupun pedang dan menantang duel 'face to face'. Ibarat seekor singa, yang dilakukan oleh para santri ini baru auman kecil dan unjuk ujung taring sambil pasang badan dan ancang-ancang. Sewaktu-waktu kondisi memanas sudah siap mencakar atau bahkan menerkam. Tentunya dengan cara ksatria, melalui hukum dan semua instrumennya. Lau maujud khoto', ana atlub afwan , naam sul..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H