Mohon tunggu...
AMIR EL HUDA
AMIR EL HUDA Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Laki-laki biasa (saja)

Media: 1. Email: bangamir685@gmail.com 2. Fb: Amir El Huda 3. Youtube: s https://www.youtube.com/channel/UCOtz3_2NuSgtcfAMuyyWmuA 4. Ig: @amirelhuda

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pembubaran HTI: Garuda Pancasila Robek Panji Nabi?

9 Mei 2017   16:04 Diperbarui: 9 Mei 2017   17:01 1985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                Hizbu Tahrir Indonesia (HTI) yang dikenal sebagai kelompok yang mengusung khilafah Islamiyyah secara resmi dibubarkan. Pembubaran kelompok ini lantaran dinilai berideologi anti pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ya,HTI selama ini kerap menyuarakan tentang penyelenggaraan hukum Islam di negara Inonesia yang notabenemerupakan negara dengan masyarakat yang beragam. Tidak semua penduduk Indonesia beraga Islam, meskipun penduduk muslim merupakan masyarakat dengan jumlah terbesar. Tentu saja suara, ide, dan gagasan mereka mempuat takut kaum lain yang berseberangan faham.

                Sontak pembubaran HTI mejadi trending topikpemberitaan. Isu hangat ini membentuk polarisasi massa sebagaimana laiknya isu hot yang lainnya, ada pro dan juga ada kontra. Pihak yang pro pembubaran mengatakan bahwa tindakan pemerintah sangatlah tepat karena semua kegiatan apapun yang dinilai anti pancasila tidak layak untuk berkegiatan di negara ini. Sementara pihak yang kontra pembubaran mengatakan bahwa tindakan pemerintah justru merupakan indikasi dari matinya demokrasi di negeri ini.

                Ada satu hal yang menurut saya menarik untuk diperhatikan dari berita yang beredar. Yaitu tentang gambar burung garuda yang di dadanya terdapat lambang pancasila tengah terbang dan di kakinya seolah tengah merobek bendera warna putih yang selama ini dianggap sebagai bendera HTI (Gambar garuda dalam artikel ini). Benarkah ini bendera HTI ?

                Perlu sedikit kembali ke sejarah ketika Rasulullah SAW menyerahkan panji (bendera) yang sering menemani beliau berdakwah ataupun berperang kepada sahabat Ali Bin Abi Thalib. Ukuran panjang x lebar panji yang diserahkan kepada rasul kala itu adalah 1 hasta x 1 hasta, sekitar 44,5 cm x 44,5 cm. Salahsatu fungsi dari panji berwarna hitam berbahan wol ini adalah untuk menandai panglima perang sehingga berbeda dengan pasukan yang lainnya. Selain panji berwarna hitam ini, kaum muslim masa itu juga memiliki berndera lain yang berwarna putih dengan bentuk dan tulisan di dalamnya yang sama. Fungsi dari bendera putih adalah sebagai bendera negara.

                Tidak salah jika masyarakat menganggap bahwa bendera yang sering dipakai HTI tersebut adalah bendera HTI, meskipun sebenarnya bendera tersebut merupakan tiruan dari bendera yang dipakai nabi. Tidak salah juga jika HTI mengklain bahwa itu merupakan bendera HTI, karena sesuai nama kelompok ini bisa dipastikan bahwa mayoritas anggotanya adalah muslim, apalagi di dalamnya terdapat tulisan dua kalimat syahadat berbahasa Arab yang artinya “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan Selain Allah, dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul Allah”. Kalimat yang diyakini oleh kaum muslim sebagai kalimat sakti yang menghubungkan manusia dengan Tuhan.

                Secara pribadi saya tidak akan mempermasalahkan keberadaan gambar tersebut jika yang dirobek adalah berdera dengan  gambar tokoh HTI, motto HTI, ataupun slogan tegakkan hukum Islam alaHTI. Namun menjadi sesuatu yang layak untuk dipermasalahkan karena keberadaan tulisan yang maknanya sangatlah dalam, tulisan syahadat yang merupakan deklarasi atas ke-Islaman seseorang. Sebuah kalimat mulia yang sangat dekat kepada Umat Islam. Jika saya analogikan, akan sangat marah atau minimal menimbulkan sakit hati bagi kaum Nasrani yang melihat gambar Yesus dirobek-robek; Akan sangat marah juga seorang penganut Buddha ketika melihat gambar buddha dirobek robek; begitu juga akan sangat marah penganut Hindu ketika melihat gambar dewa dirobek-robek. Jika diamati secara mendalam makna dalam gambar yang dicoba oleh penggambar sampaikan adalah kekalahan HTI dalam pertempuran melawan Pancasila. Namun banyak juga yang merasa bahwa gambar tersebut  adalah menggambarkan kemenangan Pancasila melawan Islam. Percaya atau tidak percaya gambar tersebut akan digoreng oleh pihak-pihak tertentu untuk mendatangkan kebencian terhadap penggambar ataupun media massa yang memuat gambar.

                Memang harus sangat hati-hati ketika akan menulis, menggambar ataupun menyampaikan sesuatu yang berhubungan dengan orang banyak. Jangan sampai niat baik yang semula ingin disampaikan justeru berujung kepada kebencian dan membawa kepada jurang kehancuran. Hal-hal yang berkaitan dengan ayat suci, simbol agama, ataupun kepercayaan orang lain sebaiknya diminimalisir untuk disampaikan, atau minimal harus dilakukan klarifikasi dan pengecekan mendalam sebelum dipublikasikan. Saya yakin masyarakat Indonesia sudah sangat paham dan mengeri soal toleransi, namun harus tetap berhati-hati.

               

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun