Mohon tunggu...
AMIR EL HUDA
AMIR EL HUDA Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Laki-laki biasa (saja)

Media: 1. Email: bangamir685@gmail.com 2. Fb: Amir El Huda 3. Youtube: s https://www.youtube.com/channel/UCOtz3_2NuSgtcfAMuyyWmuA 4. Ig: @amirelhuda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dimas Kanjeng dan Money Theisme: Mungkin Kita Sedang Sakit Jiwa!

4 Oktober 2016   09:29 Diperbarui: 4 Oktober 2016   15:58 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zaman ketika Nabi Musa atau Moses hidup, mengabdi pada Tuhan untuk Menyelamatkan Bani Israel dari kungkungan Fir’aun. Ketika Musa harus beradu Ilmu dengan para penyihir yang mengubah tongkat dan tali-tali yang dibawanya menjadi ular kecil dan ular besar dengan cara melemparkannya. Disini Tuhan mengajarkan Perbedaan antara Mu’jizat dengan sihir, antara untuk siapa diberikan mu’jizat dan untuk siapa sihir, pelajaran kelas 5 SD. Kita juga bisa belajar dari kisah Sunan Gunung Jati yang dengan karomahnya merubah buah pinang menjadi emas yang berkemilau di mata Brandal Lokajaya yang selanjutnya menjadi sunan Kalijaga. 

Maka sangat lucu ketika ada seorang profesor yang mengeluarkan teori dengan yakinnya bahwa kemampuan Dimas Kanjeng adalah Karomah dari Tuhan. Mungkin sang profesor sangking pinternya tidak pernah belajar di SD dan langsung ke SMP sehingga tidak sempat belajar tentang arti Mu’jizat, Karomah, Ma’unah dan juga Sihir.

Sebetulnya fenomena Dimas Kanjeng saling berkaitan dengan semua fenomena yang terjadi di bangsa ini. PHK massal, tingginya harga bahan makanan, tingginya uang sekolah, tingginya biaya hidup, dan juga tingginya biaya lamaran serta mas kawin pernikahan. Masyarakat yang merasa tertekan dengan masalah keuangan itu semua menginginkan solusi yang tepat dan cepat serta jalan pintas untuk untuk menemui Tuhan mereka (uang). 

Segala cara, apapun ditempuhnya mulai dari nyopet, menipu, merampok, babi ngepet, pesugihan, dan terakhir Dimas Kanjeng, demi menemui Tuhan yang dapat mengabulkan keinginan mereka (uang). Siapa lagi yang menginginkan hasil besar tanpa diiringi usaha besar pula selain orang-orang yang malas? silakan dijawab sendiri. Bahwa fenomena seperti ini akan terus lahir dengan bentuk dan rupa baru yang lebih cantik lebih halus di tengah-tengah masyarakat yang menderita penyakit “malas akut”, krisis ilmu agama. 

Tidak hanya rakyat jelata yang harus belajar lagi mengenai ilmu agama, tapi juga pejabat negara dan wakil-wakil rakyat yang duduk di kursi empuk sana, karena tidak ada satupun Agama yang mengajarkan pemeluknya untuk bermalas durja dan tidak berusaha. 

Ilmu agama di sekolah seharusnya bukan hanya sebatas formalitas saja, tapi mesti meresap ke seluruh jiwa para pendidik dan anak didiknya. maka benar ketika seorang pemalas memiliki keberanian, maka dia akan merampok. Ketika seorang pemalas tidak memiliki rasa malu, maka dia akan mengemis. Dan Ketika seorang pemalas memiliki rasa malu dan tidak memiliki keberanian untuk merampok, dia akan datang ke dukun, tempat wingit dan melakukan ritual bekerja sama dengan demit. Segera berobat, cek kejiwaan kita bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun