Mohon tunggu...
AMIR EL HUDA
AMIR EL HUDA Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Laki-laki biasa (saja)

Media: 1. Email: bangamir685@gmail.com 2. Fb: Amir El Huda 3. Youtube: s https://www.youtube.com/channel/UCOtz3_2NuSgtcfAMuyyWmuA 4. Ig: @amirelhuda

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pawang Ular Jember: Trik Hadapi Ular, Jangan Sampai Ada yang Mati gara-gara Ular Lagi!

24 April 2016   18:59 Diperbarui: 25 April 2016   20:53 3854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Begini salah satu aksi pawang sedang memainkan King Kobra. Doc pribadi"][/caption]Car Free Day yang diadakan setiap hari Minggu di Alun-alun Kota Jember selalu aja ramai pengunjung. Minggu ini 24 April 2016 saya mencoba menongkrongi salah satu pameran unik, eksentrik, dan ekstrem di salah satu sudut alun-alun yang ramai dikerubungi pengunjung. Cocok sekali dengan nama komunitasnya, komunitas X-kompas (Extreem, exelent, exotic, komunitas pecinta satwa). Seorang pawang ular sedang memainkan atraksinya menaklukkan King Kobra sepanjang 4 meter-an. “Wiiih, serem but seru!” Sang pawang menari-nari menggoda ular yang berusaha mematuknya. Lidahnya dijulur-julurkan seakan mengejek ular yang beberapa kali gagal mengenai sasaran.

Dalam aksi yang lain, seekor ular kobra tengah menegakkan lehernya mengambil ancang-ancang mematuk. Bukannya takut, si pawang justru meletakkan kepalanya tepat di bawah leher ular sambil tidur terlentang. Bukan cuman itu, si pawang menjulurkan lidah ke arah mulut moncong ular dan menciumnya dengan pelan-pelan. “Waaah, ini aksi ekstrim yang yang hanya boleh dilakukan oleh para ahli dan profesional.”

Bukan hanya orang dewasa dan orang-orang tua yang menyaksikan pertunjukan ini. Ramaja dan anak-anak pun tampak antusias mengikuti. Laki-laki perempuan berbaur menjadi satu ingin menikmati pertunjukan ular yang memukau ini. 

Bukan tanpa alasan kalau saya kali ini fokus memantengi pertunjukan sirkus menaklukkan ular. Masih ingat kan, kisah beberapa hari yang lalu tentang seorang biduan Lokal Karawang bernama Irma Bule yang menyanyi di panggung sambil berjoget memegang ular? Menurut berita yang beredar, sang pawang sudah memperingatkannya untuk tidak melakukan hal itu dengan pertimbangan ularnya belum jinak. Namun, peringatan itu tidak diindahkan. Bertepatan juga dengan takdir yang sudah tertuliskan bahwa nyawanya akan berakhir hari itu di ujung taring king kobra.

Di akhir sesi, sang pawang memberikan sosialisasi mengenai ular dan membuka diskusi tanya-jawab dengan para penonton.

Ciri-ciri ular yang berbisa

1.  Bentuk kepala

Ular yang tidak berbisa pada umumnya kepalanya berbentuk lonjong seperti telur. Sementara ular berbisa kepalanya menyerupai bentuk segitiga. Namun, ciri-ciri ini tidak berlaku bagi kobra yang berkepala lonjong akan tetapi memiliki bisa yang sangat mematikan.

2.  Agresivitas

Ular yang tidak berbisa pada umumnya sangat agrasif dalam bergerak, baik lari maupun menyerang. Sementara, ular yang berbisa terlihat lebih anggun dan santai.

3.  Bekas gigitan

Ular yang berbisa jika menggigit meninggalkan dua titik luka (bekas taringnya). Sedangkan ular yang tidak berbisa jika menggigit meninggalkan luka berupa deretan gigi.

               [caption caption="Hati-hati loh mass, dicium ular nanti. doc Pribadi"]

[/caption]Apa yang harus dilakukan ketika melihat ular?

Biasanya kedatangan ular yang tiba-tiba membuat orang merasa kaget. Rasa kaget menyebabkan orang bertindak reflek seperti memukul, menendang, menjerit, dan lain sebagainya. Padahal, hal ini justru membahayakan. Ular hanya akan menggigit atau mematuk sesuatu yang dianggap akan membahayakan dirinya. Bukan hanya ular, hampir semua hewan hanya menyerang ketika kondisinya berbahaya, misal saja macan, buaya, dan singa.  

Sikap aman yang sebaiknya diambil ketika melihat ular adalah bersikap tenang dan menjauh dengan perlahan tanpa suara. Mencari kayu atau alat keras akan lebih memprotek diri dari hal yang tidak diingini, namun jangan sampai memukul ataupun membunuh ular kalau sekiranya dia tidak membahayakan. Sesama makhluk Tuhan wajib saling menghargai.

Garam bisa mengusir ular?

Di kalangan masyarakat beredar rumor bahwa ular akan menghindar garam. Dalam pendidikan kepramukaan juga diajarkan bahwa tenda dikelilingi dengan taburan garam supaya ular tidak masuk. Di pintu-pintu rumah warga pun ditaburi garam menjelang malam dengan alasan dan harapan sama, supaya ular tidak masuk. Padahal, ini hanya mitos. Ular tidak takut garam. Ular akan menghindari bau-bauan yang bisa merusak indra penciuman, misalnya bensin atau minyak tanah.

Bagaimana kalau ada ular masuk ke rumah? 

Ini yang menjadi masalah. Tidak jarang ular kesasar masuk ke rumah orang dan akhirnya tak tahu arah jalan pulang sehingga tetap menetap di dalamnya. Tuan rumah mempunyai hak terhadap tamunya. Tuan rumah bisa memilih mengambil sikap mengusirnya keluar rumah dengan halus, dengan kasar, ataupun membunuhnya. Dilihat saja dulu jenis ular yang masuk, apakah itu ular berbisa atau tidak berbisa. Kalau tidak andal memawangi ular, lebih aman jika membunuhnya saja. Lebih mahal mana nyawa keluarga atau nyawa ular? Kalau situasi memungkinkan, panggil saja tetangga atau pawang ular yang dikenal.

Pertolongan pertama ketika ada yang digigit ular berbisa

Yang harus benar-benar dimanfaatkan adalah 15 menit pertama pascagigitan. Jangan sampai kecolongan prime time ini. Berdasarkan pengalaman, ada beberapa langkah awal yang bisa diambil untuk memperlambat penyebaran bisa ke tubuh melalui pembuluh darah:

1.  Panasi bagian yang digigit dengan korek. Kalau bisa dengan ujung api yang merupakan titik terpanas. Durasi waktunya selama mungkin, hingga keringat keluar. Bisa ular akan keluar bersama keringat yang mengucur.

2.  Cuci bagian yang digigit dengan menggunakan air garam atau air jeruk dan bisa juga campuran air garam dan air jeruk sampai bersih. Air garam dan air jeruk dipercaya dapat melemahkan bisa ular.

3.  Kalau tidak ada garam atau jeruk, bilas dengan air bersih yang mengalir sebersih mungkin sambil dipijat-pijat dengan pijatan mengeluarkan bisa, lalu ikat.

4.  Ikat beberapa cm (kira-kira sekitar 5-10 cm) di atas bagian yang digigit. Ikatan yang “agak” erat, namun yang harus diingat ikatan jangan terlalu kuat. Berikan kesempatan kepada darah untuk mengalir. Beberapa kejadian, pengikatan yang sangat kuat justru mengantarkan kematian, karena begitu ikatan dibuka akan mengakibatkan aliran darah menguat beberapa kali lipat. “Seperti wanitamu, jangan terlalu diikat kuat-kuat karena wanita tak mau dibelenggu,,,, hahaha”.

Pentingkah bantuan dokter?

Langkah-langkah di atas hanyalah solusi awal. Misalnya sedang ada pendakian di gunung, menerobos hutan, camping di pantai dan tidak mungkin ditemukan bantuan medis dari dokter atau petugas kesehatan yang lainnya. Dalam kondisi seperti ini, setiap orang dituntut untuk bisa menjadi dokter bagi dirinya sendiri. Pertolongan dari dokter mutlak adanya. Setelah keluar dari lokasi, segera cari dokter untuk mengecek kesehatan dan memberikan bantuan pengobatan.

Oh iya hampir lupa, komunitas X-Kompas ini beralamatkan di Jalan Berantas, Jember.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun