Orang jawa menyebut kedung, bagian sungai yang dalam. Bedadung juga punya kedung dalam. Di permukaannya kami bermain-main. Mencoba menaklukkan rasa takut. Bebekal ban raksasa milik penggali pasir yang belakangan mengaku bernama Abdul. Harapan kedepan, ada pengelolaan lebih intim untuk sungai ini. Bedadung punya potensi wisata. Mari kita kelola bersama. Kami sangat menikmati tubing pagi ini. “Lihatlah, bu Faida. Sungaimu ini kotor sekali. Jangan rumah sakitmu saja yang terus-terusan dibersihi. Rangkullah kami yang muda-muda supaya semangat lebih bergelora. Bagi kami: asam, manis, pahit dan pedas semuanya harus dicicipi”. Lokasinya di sungai bedadung. Di depan Universitas Mandala ada penjual jus dan konter hp yang samping kanannya gang kecil. Masuklah ke gang kira-kira 500 meter, disitulah harapan baru tersimpan.
[caption caption="Pak Dolah sedang asik bermain pasir.Trimakasih pak Dolah. Kapan-kapan lagi yaaa. Foto: Dokumen Woro Ritno"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H