Mohon tunggu...
Amirudin R R
Amirudin R R Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Anak baik-baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Pencemaran TPA Mrican Ponorogo: Warga Menderita, Pertanian Terancam Gagal Panen

24 September 2024   07:10 Diperbarui: 24 September 2024   07:18 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ponorogo -- Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mrican, yang terletak di Kecamatan Jenangan, Ponorogo, telah lama menjadi sorotan masyarakat sekitar akibat dampak pencemaran yang dihasilkannya. Tumpukan sampah yang terus meningkat tanpa pengelolaan yang memadai, mencemari lingkungan sekitar dan menyebabkan krisis bagi warga setempat, terutama para petani yang menggantungkan hidup pada lahan pertanian.

Pencemaran Limbah TPA Merusak Kualitas Air dan Tanah

Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh warga adalah pencemaran air akibat rembesan limbah dari TPA. Leachate atau air lindi yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah, merembes ke tanah dan mencemari aliran air sungai serta sumur warga. Petani setempat mengandalkan air dari sungai dan sumur untuk mengairi lahan pertanian mereka, namun mereka mengeluhkan bahwa air yang digunakan mengandung zat-zat berbahaya, termasuk logam berat dan senyawa kimia beracun yang disebabkan dari sampah tersebut.

"Airnya sudah keruh dan berbau, tanaman pertanian jadi layu dan tidak subur," ujar Suyitno, seorang petani di desa sekitar TPA Mrican. Menurutnya, beberapa musim tanam terakhir hasil panennya menurun drastis, dari sebelumnya bisa memanen 5 ton padi per hektar, kini hanya mampu menghasilkan sekitar 2-3 ton.

Ancaman Kesehatan Warga Meningkat

Selain berdampak pada pertanian, pencemaran dari TPA Mrican juga membawa risiko kesehatan yang bahaya bagi warga setempat. Bau menyengat dari sampah yang menumpuk dan air lindi yang mencemari lingkungan sekitar menyebabkan sejumlah warga mengeluhkan masalah pernapasan dan penyakit kulit.

"Kami sering mendapat keluhan dari warga terkait bau yang menyengat, terutama saat musim hujan. Banyak anak-anak yang terkena ISPA, belum lagi warga dewasa yang sering terkena iritasi kulit akibat air yang tercemar," ungkap Joko, seorang pelaku UMKM yang berjualan di sekitar TPA Mrican.

Pertanian Terancam Gagal Panen

Sektor pertanian di sekitar TPA Mrican yang selama ini menjadi mata pencaharian utama warga semakin terancam. Air lindi yang mengalir ke lahan-lahan pertanian mengurangi kesuburan tanah. Petani jagung, padi, dan sayuran yang sebelumnya mampu panen dengan hasil melimpah, kini harus menghadapi kenyataan pahit berupa penurunan kualitas dan kuantitas hasil pertanian.

"Lahan kami kini kurang subur. Kami sudah mencoba berbagai cara untuk meningkatkan hasil panen, tetapi masalah air yang tercemar membuat tanaman kami rusak sebelum panen," ungkap Sunarsih, salah satu petani yang juga mengalami kerugian. Menurutnya, banyak petani yang mulai enggan bertani karena hasilnya tidak lagi sepadan dengan upaya yang dikeluarkan.

Upaya Warga dan Harapan untuk Solusi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun