Mohon tunggu...
Amirudin Mahmud
Amirudin Mahmud Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pemerhati sosial-politik

Penulis Buku "Guru Tak Boleh Sejahtera" Bekerja di SDN Unggulan Srengseng I Indramayu Blog. http://amirudinmahmud.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

UN Dihapus, Apa Persiapan Guru?

14 Desember 2019   20:57 Diperbarui: 14 Desember 2019   21:00 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep Asesmen Kompetensi Minimum akan fokus pada kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi) dan kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi). 

Dua kompetensi dasar tersebut wajib dimiliki oleh setiap peserta didik.  Dalam aspek literasi tidak sekadar kemampuan membaca tapi lebih dari itu. Yakni menguji kemampuan menganalisa suatu bacaan. Juga memahami konsep dibalik sebuah tulisan. 

Demikian dalam hal numerasi tak sekadar bagaimana kemampuan menghitung peserta didik, tapi diarahkan kepada kemampuan mereka dalam mengaplikasikan hitungan pada kehidupan nyata. 

Ketrampilan dan kemampuan mengelola angka atau data akan sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia di era yang akan datang. Ini penting. Guru atau semua yang terlibat dalam pendidikan wajib memahami dan menyadarinya.

Sedangkan survei karakter dimaksudkan untuk mengetahui  karakter anak di sekolah secara khusus atau di lingkungan rumah secara umum. Survei dijadikan tolok ukur supaya sekolah memberikan umpan balik bagi kegiatan pembelajarannya. 

Guna diketahui bagaimana nilai-nilai karakter diterapkan di sekolah atau dalam keseharian peserta didik. Bagaimana implementasi gotong royong? Apakah level toleransinya sehat?  Apakah well-being atau kebahagiaan anak itu sudah mapan? Apakah ada bullying? Singkatnya, survei  bertujuan untuk melihat sejauhmana karakter anak di sekolah.

Apa yang perlu disiapkan oleh guru?

Sebelumnya, saya berpikir ini adalah momentum sangat berharga bagi guru. Sayang jika tak diambil. Tidak digunakan. Bukankah selama ini guru tertekan oleh sistem yang berlaku. 

Hak mereka seringkali dirampas oleh negara sebagai pemegang kebijakan. Contoh nyata, menguji atau mengevaluasi siswa adalah hak sepenuhnya guru kenapa soal selalu dari pemerintah baik daerah maupun pusat? UN jelas merampas hak guru. Selama ini guru diam seribu bahasa. Nurut. Tak pernah protes, apalagi demo berjilid-jilid.

Menghadapi revolusi pendidikan yang sedang digulirkan oleh Mendikbud, menurut hemat saya ada beberapa hal yang perlu disiapkan guru. Pertama, kesiapan mental. Guru harus siap dengan perubahan. Jangan ragu. Saatnya setiap guru berinovasi. Tak perlu takut salah. Perubahan dimulai dari diri sendiri. Dari hal-hal kecil. Dan sejak sekarang. Jangan tunda lagi. 

Perubahan bukan saja dilakukan oleh yang muda belia. Yang tua pun layak menjadi guru penggerak yang menghadirkan berbagai inovasi di sekolah.  Setiap inovasi wajib dihargai sekalipun tak membuahkan hasil yang diinginkan. Jangan pernah mematikan kreativitas guru.  Sebab hal itu akan menjadi lonceng kematian bagi inovasi-inovasi berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun