Kemudian jadilah pembelajar abadi. Ketokohan Kartini diantaranya dikenal sebagai wanita terpelajar. Kartini belajar di tengah keterbatasan karena ketertindasan gender. Kartini dikenal sebagai pembelajar otodidak serta kutu buku. Dia banyak membaca De Locomotief, surat kabar dari Semarang yang ada di bawah asuhan Pieter Brooshoof. Kartini juga mendapatkan leestrommel, sebuah paketan majalah yang dikirimkan oleh toko buku kepada langganan mereka yang di dalamnya terdapat majalah-majalah tentang kebudayaan dan ilmu pengetahuan.Â
Sejak kecil Kartini sering  mengirimkan  tulisan  ke salah satu majalah wanita Belanda yang ia baca, yaitu De Hollandsche Lelie. Sebelum usia 20 tahun, Kartini sudah membaca buku-buku seperti De Stille Kraacht milik Louis Coperus, Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta yang ditulis Multatuli, hasil buah pemikiran Van Eeden, roman-feminis yang dikarang oleh Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek, dan Die Waffen Nieder yang merupakan roman anti-perang tulisan Berta Von Suttner. Semua buku-buku yang ia baca berbahasa Belanda.
Akhir kata, Kartini memang wanita hebat di jamanya. Diantara kehebatannya menginspirasi lahirnya tokoh wanita Indonesia setelahnya. Sebut Dian Sastrowardoyo diantaranya. Film Kartini yang diperankan terasa pas dengan dirinya. Kartini abad 21 akan bermunculan terus. Tak hanya Dian, masih banyak yang lain. Bisa jadi anda salah satunya.Wa Allahu Alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H