Keempat,moralitas dalam politik. Di akhir tahun, moralitas politik di parlemen diuji kembali. Paling tidak, Â ada dua hal yang terasa sangat ganjil telah dilakukan oleh para anggota dewan yang terhormat. Satu, soal Setya Novanto yang diangkat kembali menjadi Ketua DPR RI setelah sebelumnya mengundurkan diri karena kasus papa minta saham yang menghebokan. Ade Komuruddin tak berdaya. Dia harus meninggalkan jabatan dengan setengah tidak hormat. Sebab, Majlis Kehormatan Dewan (MKD) memvonisnya dengan sanksi hukuman sedang atas sejumlah pelanggaran etik.
Kemudian soal rencana revisi terbatas UU MD3. Revisi semata-mata hanya untuk mengakomodir kepentingan politik PDIP guna memperoleh kursi pimpinan di DPR. Jika demikian, jelas mereka hanya mementingkan kepentingan kelompok. Rakyat yang diwakili tak diperjuangkan sebagaimana mestinya. Padahal masih banyak RUU yang mangkrak di prolegnas. Padahal rakyat menanti kinerja mereka merampungkannya.
Singkat kata, politik di tahun 2016 memang terasa teduh, lebih kondusif. Semoga di 2017 lebih baik lagi. Indonesia butuh konsentrasi dalam membangun, mengejar segala ketertinggalan. Itikad kuat Jokowi dalam membangun, mensejahterahkan Indonesia butuh keteduhan politik. Gaduh politik yang berlebihan akan menguras energi secara cuma-cuma. Kegaduhan tersebut akan menghambat kerja kabinet kerja. Apa itu yang kita inginkan? Tentu, tidak bukan?Wa Allahu Alam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H