Keempat,bola melupakan perbedaan dan menyatukan semua. Bola mengabaikan perbedaan yang ada. Timnas Indonesia terdiri dari berbagai macam etnis, agama dan suku. Tapi perbedaan tersebut tak menjadi soal, tidak menjadi masalah. Â Itu menunjukkan betapa bola dapat menyatukan perbedaan. Benar, apa yang diucapkan Andik Firmansyah dalam layanan iklan TV. Perbedaan menyatukan kita untuk Indonesia juara.
Kelima,menyadari potensi besar dari kebhinekaan kita. Seperti menjadi maklum, NKRI didirikan dari semangat kebersamaan dalam keberagaman. Indonesia berdiri tegak bersandar pada semboyan Bhineka Tunggal Ika. Walau berbeda kita memiliki satu tujuan yang sama yakni kejayaan Indonesa. Bhineka Tunggal Ika mengaskan bahwa perbedaan adalah potensi yang wajib digali. Melalui bola, kesadaran potensi itu tergali. Pada saatnya, bola Indonesia pasti akan jaya bermodalkan kebhinekaan yang dimiliki.
Walhasil, Riedl dan timnas telah memenangkan trofi yang jauh lebih bernilai bagi nusantara. Yakni rasa nasionalisme yang dikalungkan pada setiap warga pecinta bola di tanah air. Terimakasih. Mereka tetap pahlawan, walau untuk itu kita berpuasa gelar atau piala untuk sementara. Tak masalah. Nasionalisme lebih berharga bagi bangsa ini. Proses panjang masih di depan mata guna kemajuan sepak bola Indonesia. Semoga, bola Indonesia menjadi jaya, juara di event-event yang akan datang. Amin.Wa Allahu Alam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H