Mohon tunggu...
Amirudin Mahmud
Amirudin Mahmud Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pemerhati sosial-politik

Penulis Buku "Guru Tak Boleh Sejahtera" Bekerja di SDN Unggulan Srengseng I Indramayu Blog. http://amirudinmahmud.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Intervensi Turki Wajib Ditolak

31 Juli 2016   15:53 Diperbarui: 1 Agustus 2016   10:16 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekolah SD-SMP-SMA Pribadi Depok, di Jalan Raya Margonda, Depok. Jumat (29/7/2016). (Kompas.com)

Apa yang menjadi sikap Pemerintah seperti disampaikan Sekretaris Kebinet Pramono Anung, Juru Bicara Kemenlu RI Arrmanatha Nasir dan lainnya adalah tepat dan benar. Kita memang harus bahkan saya menyebutnya wajib menolak permintaan tersebut. Kenapa? Saya melihat permintaan itu sebuah intervensi. Sebagai negara merdeka dan berdaulat kita tak sepantasnya dintervensi, diatur oleh negara lain. Intervensi adalah bentuk lain penjajahan di era modern. Padahal dalam pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945 ditegaskan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Karena tidak sesuai dengan perikemanusian dan perikeadilan.

Kemudian Indonesia menganut politik bebas aktif. Artinya, dalam percaturan politik global Indonesia berperan secara aktif dan bebas. Aktif dalam pengertian selalu mengambil inisiatif dan mengendalikan peran. Indonesia tidak bersifat pasif-reaktif atas kejadian-kejadian intenasionalnya melainkan bersifat aktif. Sedangkan bebas, maknanya tak berpihak pada kekuatan manapun baik blok barat atau blok timur. Indonesia bebas dari Idiologi apa pun. Bebas juga dimaknai, Indonesia tidak boleh berdiam diri dalam tekanan negara lain. Ini makna kemerdekaan dalam politik luar negeri kita.

Selanjutnya, kita pun perlu menunujukkan kemandirian diri kepada bangsa lain. Terkait dengan kemandirian diri Bung Karno, sang Proklamator menyebutnya Tri Sakti yaitu berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomidanberkepribadian secara sosial dan budaya. Kaitan dengan Turki sekarang kemandirian poltik bangsa kita dipertaruhkan. Maka, jangan sekali-kali tunduk apalagi merendahkan diri pada bangsa mana pun termasuk kepada Turki.

Akhirnya, tak ada pilihan bagi Indonesia kecuali menolak permintaan Turki guna menutup sekolah-sekolah yang pernah memiliki hubungan dengan Turki apa pun alasannya. Itu bagian dari kemerdekaan, kebebasan dan kemandirian sebagai bangsa merdeka. Momentum 17 Agustus mendatang kudu menguatkan tekad itu semua. Turki atau negara mana saja, tak boleh menginjak-injak harga diri bangsa. Mengutip Emha Ainun Nadjib, Permintaan Turki telah meremehkan Pemerintah Indonesia. Saatnya Indonesia bertindak tegas. Wa Allahu Alam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun